Kamis, 15 November 2018

[Book Review] DUNIA MALUKU




BUKU ini merupakan buku terjemahan. Judul aslinya adalah THE WORLD OF MALUKU Eastern Indonesia in Early Modern Period. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1993 oleh University of Hawaii Press. 

Sudah pasti sesuai dengan judulnya, buku ini fokus memperbincangkan dunia Maluku. Terkhusus dunia Maluku pada zaman modern awal. Iya. Maluku yang berada di wilayah Indonesia timur itu. Yang tenar dengan sebutan Kepulauan Rempah-rempah. 

Sejumlah data dan fakta yang tersaji dalam buku ini merupakan hasil dari penelitian intensif. Maka tak berlebihan jika DUNIA MALUKU dikatakan sebagai karya penting yang patut dibaca. Terutama oleh sejarawan dan khalayak pada umumnya, yang berminat mempelajari sejarah Maluku. 

Kritikan lumayan pedas yang dilontarkan oleh seorang sejarawan Belanda tak mereduksi arti penting buku ini.Terlebih kritikan tersebut dilontarkan dengan nada permusuhan. Yang tentu saja karenanya, menjadi patut diragukan kejujurannya. Apakah kritik dilontarkan dengan semangat objektivitas? Ataukah semata-mata dengan niat ingin menyerang?

Sebab faktanya, seorang pakar terkait membantah keras kritikan itu. Bahkan tokoh tersebut berpendapat, buku ini merupakan salah satu karya penting yang layak diapresiasi. Baik oleh masyarakat luas maupun kaum sejarawan.

Secara umum buku ini dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian I diberi judul "Dua Dunia". Sementara Bagian II diberi judul "Perjumpaan". 

Bagian I merupakan rekonstruksi dari dua kenyataan budaya. yakni budaya bangsa Eropa dan budaya penduduk lokal Maluku. Sementara Bagian II merupakan rekaman interaksi yang terjadi antara dua dunia. Yakni dunia Barat dan dunia Timur. 

Bagiku, buku ini benar-benar bisa membuka cakrawala berpikirku mengenai Maluku. Iya. Sungguh tak kusangka bahwa posisi Maluku pernah sedemikian penting dalam perniagaan dunia. Tentu berkat kekayaan rempah-rempahnya. Yang ironisnya, posisi penting itulah pula yang justru membuatnya diacak-acak bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda). 

Buku ini pun makin menyadarkanku akan makna persatuan dan kesatuan bangsa. Yeah .... Gara-gara kerajaan-kerajaan kecil di Maluku saling bertikai, saling ingin menguasai satu sama lain, leluasalah bangsa Eropa datang untuk menjajah. 

Bahkan sesungguhnya, penetrasi bangsa Eropa tersebut dimungkinkan sendiri oleh para penguasa Maluku. Sebab faktanya, para petinggi kerajaan-kerajaan di situ berebutan untuk mendekati bangsa Eropa yang datang. Meminta perlindungan dan bantuan, dalam konfrontasi dengan sesama kerajaan pribumi. Sebuah fakta yang menyedihkan toh? 

Demikian ulasanku terhadap DUNIA MALUKU. Maka saranku, jika kalian mencari referensi mengenai Maluku beserta rempah-rempahnya, bacalah buku ini. Dan, langsung saja buka halaman "Pengantar Penerbit". 

Mengapa? Karena di halaman itulah--dalam DUNIA MALUKU--ada pembahasan mengenai rempah-rempah. Yakni komoditi primadona (tatkala itu) yang sekaligus menjadi biang kerok terjadinya penjajahan di Indonesia. 

Persoalan rempah-rempah memang tidak dibahas secara detil. Justru diperbincangkan sedikit saja. Tapi jangan salah sangka. Yang sedikit itu sudah cukup signifikan kok, untuk menambah wawasan tentang Maluku dan rempah-rempahnya. Percayalah.







Menurutku, isi buku ini sangat bagus. Tapi terjemahannya kurang asyik. Cenderung susah dipahami. Jadi sebuah kalimat acap kali perlu diulang baca beberapa kali, supaya bisa ditangkap maksudnya. 

Selain itu, salah ketiknya juga tak sedikit. Terutama salah ketik sebab kurang huruf. Sayang sekali, ya? Semoga ke depannya penerbit bisa lebih teliti. Sebelum naik cetak, draf naskah sudah betul-betul maksimal pengeditannya.

Sebagai tambahan informasi, buku ini kupinjam dari Grhatama Pustaka Yogyakarta. Yang gedung megahnya berlokasi di Jalan Janti itu, lho. Yang berada di sebelah JEC.

SPESIFIKASI BUKU

Judul Buku: 
DUNIA MALUKU Indonesia Timur pada Zaman Awal Modern

Penulis: 
Leonard Y Andaya

Penerjemah: 
Septian Dhaniar Rahman

Tahun Terbit:
2015

Penerbit:
Ombak

Ukuran Buku:
16 x 24 cm

Tebal Buku:
388+xlviii

  

2 komentar:

  1. jika sampai jadi buku. brarti maluku itu luar biasa ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang luar biasa. Sebab faktanya, Maluku tak hanya dibahas dalam satu buku saja.

      Hapus

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.