Kamis, 29 November 2018

[Book Review] Antropologi Kuliner Nusantara

Sebuah buku yang menggiurkan


TERPUJILAH para anggota tim penulisan buku ini. Yang telah sukses menyuguhkan sederetan citarasa plus dari kuliner Nusantara. Yang tentu sebelumnya didahului oleh "petualangan" ke berbagai tempat. Yakni tempat-tempat asal masing-masing kuliner yang tersuguh itu. Mulai dari timur hingga ke barat Kepulauan Nusantara tercinta. 

Tepatnya ada tujuh penjuru negeri yang dijelajahi oleh tim. Yakni (1) Maluku Utara; (2) Aceh; (3) Sumatra Barat; (4) Sumatra Utara; (5) Jawa Tengah; (6) Sulawesi Utara; (7) Kalimantan Utara. Dan sesuai dengan judul buku ini, sudah pasti penjelajahan yang dimaksud terkait dengan kuliner. Iya. Hanya yang terkait dengan kuliner. 

Namun, jangan salah paham. Penjelajahan kuliner yang dilakukan tim bukanlah sekadar aktivitas mencicip makanan-minuman. Percayalah. Tim melakukan lebih dari itu. Penjelasan terkait ekonomi, politik, dan sejarah atas penggunaan bumbu-bumbu dalam kuliner yang tersuguh di buku ini adalah buktinya. 


Ada kisah sejarah di balik segala kelezatan ini



Tak tanggung-tanggung. Tim rela berpeluh-peluh berjalan kaki jauh, hanya untuk menyentuh sebuah pohon rempah bersejarah. Yang konon tumbuh sejak armada dagang Belanda berkuasa. Di sana. Di sebuah kampung di belahan bumi Maluku Utara. 

Demi apa, coba? Tak lain dan tak bukan, ya demi kita. Para (calon) pembaca Antropologi Kuliner Nusantara. Agar kita memperoleh informasi sahih dan orisinal, perihal fakta-fakta di balik sajian kulinernya. 



Sketsa pohon cengkeh dan lima pulau tempat rempah tersebut tumbuh    


Buku ini sungguh memperkaya wawasan tentang kuliner Nusantara. Kita menjadi tahu penyebab manisnya citarasa masakan Jawa (Jogja-Solo). Tahu pula perbedaan citarasa pedas dalam kuliner Tomohon (Sulawesi Utara)  dan Toba Samosir (Sumatra Utara). Selain itu,  ada penjelasan mengenai penyebab cenderung tahan lamanya masakan Sumatra Barat. Ada juga ulasan mengenai kuliner Dayak (Kalimantan Utara) yang notabene masih "murni". 

Sudah pasti masih banyak kisah menarik terkait kuliner Nusantara. Tak hanya yang telah kusebutkan di atas. Kalau ingin tahu, kalian tentu mesti cepat-cepat membaca buku ini. Iya 'kan? 

Andaikata selama ini kalian bertanya-tanya, mengapa kuliner Maluku minimalis dalam pemakaian bumbu rempah, sementara wilayah tersebut merupakan penghasil rempah, buku ini bisa menjawabnya.  Begitu pula sebaliknya. Andaikata kalian penasaran, mengapa kuliner Aceh kaya rempah sedangkan di wilayah tersebut hanya tumbuh satu macam rempah,  buku ini pun dapat menjawabnya.




Buah kenari (atas) dan buah pala (bawah) di Ternate



Bagiku pribadi, buku ini sangat berfaedah. Terkhusus bisa membuat wawasanku tentang rempah-rempah bertambah. Misalnya saja nih, ya. Berkat buku ini aku menjadi tahu bentuk buah pala dan buah kenari. Selama ini aku 'kan tahunya manisan pala dan kenari cincang di atas bolu. Hehehe .... 

Singkat kata, buku ini nyaris sempurna di mataku. Terlalu sayang untuk dilewatkan. Isinya oke. Tampilan fisiknya oke. Istilahnya, baik bentuk maupun isinya sama-sama bagus. Pokoknya kurekomendasikan bangeeet buat kalian. Yup! Harus kubilang nyaris sebab kesempurnaan itu hanya milik-Nya SWT. Iya 'kan? 


SPESIFIKASI BUKU 
Judul Buku     : Antropologi Kuliner Nusantara 
Penulis           : Tim Penulis Tempo 
Penerbit         : KPG 
Tahun Terbit  : 2015 
Ukuran Buku : 17x23 cm 
Tebal Buku    : 142+viii 
ISBN             : 978-979-91-0891-3










2 komentar:

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.