Kamis, 06 April 2017

[Book Review] ULID TAK INGIN KE MALAYSIA

Koleksi foto Mahfud Ikhwan

NOVEL ini merupakan sebuah novel yang tebal. Kategorinya sebagai novel sastra. Maka tatkala membacanya, kita perlu menyalakan tombol berpikir. Tak sepatutnya kita membaca buku keren ini dengan semangat sambil lalu dan alakadarnya. 

Namun, tak perlu pula terlalu serius dalam membaca. Kita masih bisa tertawa terbahak-bahak dibuatnya, kok. Yup! Humor buku tersebut terselip di dalam tema dan gaya penceritaannya. 

Kiranya itulah keunikan Ulid Tak Ingin ke Malaysia. Memaparkan sesuatu yang serius, mengungkapkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, tapi sekaligus mampu membuat saraf tawa kita tergelitik. 

Dengan deretan kalimat yang sungguh bertenaga, Ulid Tak Ingin ke Malaysia sigap mengkritisi situasi sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Terkhusus masyarakat pedesaan yang warganya banyak merantau ke Malaysia. 

Mereka merantau demi satu tujuan. Yakni "menjadi lebih kaya". Menjadi lebih baik dalam hal kehidupan ekonomi. Meskipun faktanya, tak semua perantau itu pulang dengan senyum manis.

Ulid Tak Ingin ke Malaysia memang keren. Yang lebih keren, novel ini seolah-olah memberiku penjelasan secara pribadi. Yakni penjelasan tentang para tetanggaku yang dulu mendadak raib dari desa, tapi pulang-pulang menjadi orang yang lebih kaya daripada bapakku. Rupanya para tetanggaku itu merantau ke Malaysia ....

Untuk melengkapi wawasan Anda mengenai novel ini, silakan baca catatanku Tentang Ulid  di Facebook. Jangan lupa, baca juga ulasanku  Ulid, Oh, Ulid di www.tinbejogja.com

SPESIFIKASI BUKU
Judul      : ULID Sebuah Novel
Penulis   : Mahfud Ikhwan
Penerbit : Pustaka Ifada
Cetakan: Kedua, Februari 2016
Tebal     : xxii + 538 halaman



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.