![]() |
Dokpri |
BILA Anda mencari bacaan ringan sekadar pembunuh waktu, tanpa ekspektasi apa pun, boleh-boleh saja membaca buku ini. Hanya saja, saya tidak merekomendasikannya. Kalau merekomendasikannya, saya khawatir Anda bakalan protes begitu kelar membacanya.
Apa boleh buat? Saya tak bisa memaksakan diri untuk mengatakan bahwa novel ini menarik. Andai kata ada di antara Anda sekalian yang pernah membacanya dan berpendapat lain, tak jadi soal. Ini cuma perbedaan selera. Oke?
Mungkin semua bermula dari informasi yang terdapat pada Profil Penulis. Di situ disebutkan bahwa Agnes Davonar (sang novelis) adalah sebuah fenomena di dunia sastra Indonesia. Alhasil, seketika saya membayangkan bakalan menikmati sebuah novel yang spektakuler.
Faktanya? Ternyata saya ketinggian ekspektasi.
Akhir cerita Lukisan Langit memang sedikit tak terduga. Dimaksudkan sebagai kejutan agar menarik. Akan tetapi, saya merasa logika ceritanya agak dipaksakan demi mencapai kepentingan "akhir cerita yang tak terduga" itu.
***
Dikisahkan bahwa Rama beserta empat koleganya ditugaskan ke Palu sebagai dokter internship. Di kota tersebut Rama jatuh cinta berat pada sebuah lukisan berjudul "Lukisan Langit" dan sang pelukisnya sekaligus (Angel). Sampai-sampai Rama abai dengan telepon-telepon dari Agnes.
Saat penugasan usai, Rama pulang ke Jakarta. Yang ternyata hanya untuk memutuskan pertunangan dengan Agnes. Plus menanggalkan profesi dokter. Karena sesungguhnya, ia menjadi dokter demi mematuhi perintah sang ayah.
Kemudian Rama kembali ke Palu untuk dua tujuan, yaitu mengejar cinta Angel dan menjalani hidup sebagai seniman. Sesuai dengan panggilan hatinya.
Berhasilkah Rama? Jawabannya, setengah berhasil setengah gagal.
Rama berhasil menjadi pelukis dengan restu sang ayah dan sukses menggelar pameran tunggal di Rumah Lukisan. Tempat ia dahulu berkenalan dengan Angel.
Namun di sisi lain, ia gagal bersatu dengan Angel. Jangankan bersatu. Menjumpainya lagi pun tidak. Justru di ujung cerita, Rama kembali merajut cinta dengan Agnes.
Usut punya usut, Angel hanyalah sosok yang hadir dalam alam kehaluan Rama. Tidak nyata! Yang selama ini membalas surat-surat Rama untuk Angel ya Rama sendiri.
***
Kalau Angel bukan sosok nyata, lalu siapa yang liburan dengan Rama? Sementara saat liburan itu mereka menginap di satu tempat (tapi beda kamar) dan berkomunikasi dengan karyawan penginapan.
Bisa jadi Rama memang menghalu saja ketika di penginapan itu. Ia sebenarnya sendirian tanpa Angel. Hanya saja, reaksi karyawan penginapan tidak diekspose sebagai kunci petunjuk bahwa Rama cuma halu. Jadi pada akhir cerita, rasanya malah membingungkan pembaca.
Ah, sudahlah. Saya akhiri saja ulasan ini. Semoga Anda tidak bingung dengan penjelasan-penjelasan di dalamnya. Jangan lupa pula, Anda sekalian bebas untuk sependapat atau tidak sependapat dengan saya terkait novel Lukisan Langit ini. Feel free.
SPESIFIKASI BUKU
Judul Buku: Lukisan Langit
Penulis : Agnes Davonar
Editor : Khabib Mustakhfirul, Cicilia Heni
Desainer : Kartika Dewi
Penerbit : P.T. Kanisius Yogyakarta
Tahun Terbit: 2021
Tebal Buku : 160 hlm
Ukuran Buku: 12,5 x 19 cm
ISBN 978-979-21-6690-3
Kayaknya ada bbrp film dengan tema serupa ya mb. Ada yang merasa dikejar2 pembunuh, padahal adalah kepribadian dirinya yang lain
BalasHapusIya, Bang. Sedang menjadi tren sepertinya.
HapusEh, komentar saya di atas kok malah anonim.
BalasHapusTes
BalasHapusReview buku Lukisan Langit ini detail sekali, jadi makin penasaran pengen baca bukunya
BalasHapusAH, jadi seram nih kalau si Angel ternyata bukan manusia riil hahaha :D Pikiran halu Rama di hotel seolah2 ia sedang bersama Angel. Jadi bingung juga ya. Eh tapi Rama itu menjadi dooter karena keinginan sang ayah. Pada akhirnya dia memang minatnya menjadi pelukis.
BalasHapusMenarik juga review dari buku tersebut, dengan alur cerita yang mempunyai sedikit kejutan diakhir cerita.
BalasHapusAda ya tipe orang kaya Rama yang halunya kebangetan sampai merasa ada orang yang mendampingi dia selama ini bahkan bertukar surat juga. Dari sisi psikologis memang menarik sih tentang karakter Rama nih, cuma eksekusinya agak rapih sih di Novel Lukisan Langit ini sepertinya
BalasHapusDulu Agnes ini terkenal dengan novel Surat Kecil untuk Tuhan nya secara diterbitkan juga di Taiwan dan saya kerja di perusahaan penerbitan lokal itu.
BalasHapusSetelah saya pulang kampung gak lagi baca karya Agnes walaupun di FB jadi berteman
Baru tahu ini dengan Lukisan Langit ini
waaainiiiii.... Poin tentang logika cerita yang dipaksakan demi plot twist di akhir itu relatable banget. Memang kadang penulis suka terlalu fokus bikin kejutan sampai lupa membangun fondasi cerita yang kuat.
BalasHapusSalut udah berani bilang kalau buku ini "biasa aja" meski penulisnya populer. Beda selera itu wajar, dan review ini justru bikin pembaca jadi penasaran sekaligus waspada! 😉
Wah, bukunya menarik banget. Ceritanya ngingetin aku sama cerita The Girl in the paper. Bagus.
BalasHapusTapi kira² sosok yang diajak ngomong Rama tuh beneran nggak ya?
Ahh, jadi penasaran aku. TBRku bisa tambah nih.. 🙏🏻❤️
Wah wah jadi apakah tokohnya beneran halu atau emang ada real Angel tapi itu konspirasi siapa gitu supaya mas2 tokoh utama dianggap gila? Tapi siapaaa? haha malah nebak2
BalasHapusEh eh tapi apakah endingnya berakhir kek gitu aja dan pembaca disuruh nebak sendiri mbak? Waduh.
Ini kalau difilmkan akan membawa banyak pertanyaan pastinya di kepala penonton yaa.
Karakter Rama ini agak ngeri juga ya, halunya keterlaluan. Sampai berbalas surat untuk diri sendiri.
BalasHapusDi satu sisi ada hikmah di balik ceritanya, bahwa tidak baik memaksakan passion pada anak sendiri. Jika bukan bidang yang dia senangi, bisa terjadi seperti Rama lakukan, yang rela melepas bidang kedokteran untuk menekuni passionnya di dunia seni.
Interesting book. Udah lama banget ga baca fiksi, dan ini kayaknya nggak berat ya alurnya
BalasHapushmmm jadi penasaran