Jumat, 25 Maret 2022

[Book Review] Ketika Ibumu Menjadi Macan

HALO ....

Masih senantiasa bahagia dan sehat 'kan? Semoga. Jika sedang sedikit oleng, sungguh tepatlah keputusan Anda sekalian untuk membaca ulasan terhadap buku Seni Berbicara ala ABG: Ketika Ibumu Menjadi Macan, Bagaimana Menaklukkannya? ini. 

 

Sampul depan (Dokpri)


Saya katakan tepat karena memang berpotensi menerbitkan gelak tawa. Jadi, bisa bikin keolengan pergi. Oh, no! Karya Qosima ini bukanlah buku serial humor. Big no.

Ketahuilah bahwa buku ini justru merupakan buku serius. Tepatnya buku pengembangan diri. Terkhusus untuk para ABG alias anak baru gede.

Hanya saja, isinya yang ceplas ceplos khas ABG sungguh bikin ngakak. Tepatnya sih, bikin para ibu ngakak sekaligus tertohok. Sementara di sisi lainnya, bikin para ABG bertepuk tangan sebab suara mereka terwakilkan.

Intisari Buku 

Sesuai dengan judul yang disematkan, buku ini berisi cerita tentang pengalaman sang penulis dalam berkomunikasi dengan ibunya. Terkhusus saat menghadapi ibunya yang sedang menjadi macan yang mengaum. Dalam bab berjudul "Warning", Qosima menyatakan hal tersebut. 

Karena berdasarkan pengalaman yang berarti based on true story, pastilah sangat nyambung dengan pembaca belia yang sebaya dengan Qosima. Dengan kata lain, buku ini menyuarakan isi hati dan pikiran para ABG. Yang kurang lebih memiliki problematika serupa. 

 

Daftar Isi (Dokpri)


Kerennya, Qosima tak sekadar bercerita. Ia juga memberikan tips agar bisa tetap asyik berkomunikasi dengan ibu sekalipun kerap bertengkar. Salah satu contohnya tips menghadapi kecerewetan ibu dalam hal makan.

 

Dokpri


Qosima, Kakek, Editor

Kiranya pembaca mesti berterima kasih pada kebijakan editor (penerbit) untuk membiarkan naskah Qosima apa adanya. Tidak kemudian disunting se-PUEBI mungkin. Alhasil, celotehan-celotehan Qosima  tersampaikan dengan "nada" keaslian yang terjaga sehingga feel-nya dapet banget.

Tentu bakalan beda hasil akhirnya, andai kata naskah asli disunting sedemikian rupa atas nama PUEBI. Bisa-bisa terasa hambar dan kurang greget. Gaya penulisan Qosima yang khas anak zaman now pasti bakalan tergerus.

Saya tidak sedang mengajak mengkhianati PUEBI, lho. Mohon jangan dilupakan, perbincangan ini terkait dengan konteks. Tidak berlaku secara umum. Oke?

Lalu, ada apa dengan kakek? Begini. Pada saat membaca halaman iv, yaitu halaman persembahan, saya menjadi paham dari mana kepiawaian Qosima dalam menghadapi "auman macan" berasal. Yoiii. Tak lain dan tak bukan ya dari sang kakek.

In Memoriam, seorang kakek yang mengajarkan cara berkomunikasi dan menjinakkan macan di rumahku.

Tak Bermaksud Menghasut 

Singkat, padat, dan tepat sasaran. Kiranya itulah tiga penilaian paling cocok untuk menggambarkan isi buku terbaru Qosima. Membuat para ibu tersadarkan akan "kesalahan" mereka dalam menghadapi ABG. Sementara di sisi lain, menyemangati para ABG agar mampu "menyiasati" ibu masing-masing.

Namun, percayalah. Walaupun judul dan sebagian celotehan dalam buku ini bernada memprotes keras sikap ibu, penulis tidaklah menghasut pembaca untuk melawan ibu. 

Justru sebaliknya, ia mengingatkan bahwa ibu bagaimanapun merupakan sosok yang baik. Di halaman 71 Qosima menegaskan:

Walau sering bertengkar, sebenarnya kita dan ibu kita itu kan, saling sayang. Cuma ya gitu, kadang rasa sayangnya ke kita rada terasa pedas hehe.

Di bagian akhir buku, Qosima bahkan menulis begini: 

Thank you Ibu. Thank you for the tons of beautiful speeches you always tell me. Love you :-D (hlm 74).

Nah! Terbukti 'kan kalau buku ini justru mengajak anak-anak untuk bisa berkompromi dan selalu mencintai ibu mereka? Sungguh sebuah buku yang manis dan berfaedah. Good job, Qosima!

Sekilas Tentang Penulis 

Qosima mulai menulis buku ini ketika berusia 13 tahun. Setahun lalu. Proses menulisnya,  kalau saya tidak salah ingat, mencapai 6 bulan. Itu pun sambil dicereweti ibunya, Cikgu Anna Farida. 

Akan tetapi bagi saya, Qosima sudah keren sekali. Sebelia itu dan sudah menerbitkan dua buku plus satu antologi. Di penerbit mayor pula. Wow bangeeet. 

Perlu diketahui, Seni Berbicara ala ABG: Ketika Ibumu Menjadi Macan, Bagaimana Menaklukkannya? adalah buku kedua Qosima. Buku pertamanya tentang kegemarannya berolahraga wushu. 

 



SPESIFIKASI BUKU

Judul Buku: Seni Berbicara ala ABG: Ketika Ibumu Menjadi Macan, Bagaimana Menaklukkannya?" 

Penulis: Qosima

Editor: Deesis Edith M.

Ilustrator: Cynthia Jonathan

Desainer: Angelina Setiawan

Penerbit: BIP

Tahun Terbit: 2022

Ukuran Buku: 13 x 19 cm

Tebal Buku: v + 75 hlm


ISBN: 978-623-04-0743-7


29 komentar:

  1. Keren kaliiii masih kecil dah bikin buku bagus. Apalah daku ini ga ada eksyen huhuhu

    BalasHapus
  2. ahaha kejengkelan ibu memang bisa merubahnya jadi macan yang menakutkan, bagus sekali buku ini mengambil sudut pandang dari penulisnya yang masih ABG jadi bagi para orang tua bisa juga menyelami kelakuan para remajanya.

    BalasHapus
  3. Wah produktif banget ya Qosima usia 13 tahun sudah mulai nulis buku. Btw bukunya juga segar dan ringan untuk temanya. Kalau Ibu jadi macan maka anak wajib diem aja, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa. Ibunya berhasil mengkadernya sebagai penulis.

      Hapus
  4. Oh putrinya Cikgu Anna Farida ya Qasima..
    Keren sekali Qosima, sudah menerbitkan dua buku plus satu antolog di penerbit mayor.
    Memang kalau celotehan-celotehan Qosima tersampaikan seperti aslinya bakal dapat feel-nya ya...

    BalasHapus
  5. Buku yang didesain menarik dan sangat mengundang keingintahuan isi dari buku ini. Konsep "sersan" digunakan, kerennn

    BalasHapus
  6. Wah, buku ini wajib masuk wishlistku dan cocok kukasih buat keponakanku yang hobi banget tengkar sama ibuknya. Hahaha... Intinya sih sebenarnya anak ABG tuh maunya nggak suka disuruh-suruh atau dicereweti, sementara ibu yang notabene orang tua yang tentu saja sering ovt sama anak akhirnya ya pedes maunya anaknya nurut biar baik. Dan, aku suka banget kalau ada buku yang nggak cuma bagus dari segi bahasa, tapi apa yang mau disampaikan ke pembaca tuh sampai. :D

    BalasHapus
  7. Buku ini seperti jadi cermin kocak sekaligus tajam buat relasi ibu-anak, terutama di masa-masa ABG yang penuh drama.

    BalasHapus
  8. "Ketika Ibumu Menjadi Macan" sepertinya buku yang wajib dibaca para ABG dan ibu. Gaya penulisan Qosima yang ceplas-ceplos pasti bikin ngakak sekaligus merenung. Salut untuk penulis muda yang sudah bisa mewakili suara hati ABG ini

    BalasHapus
  9. Emang serba salah sih yaa menghadapk ABG. Harus ada treatment khusus biar ngga membangunkan "macan" hahaa. Jadi makin penasaran isinya, bikin ibu tersadar akan kesalahan merekan dalam menghadapi ABG dengan treatment-nya masing2.

    BalasHapus
  10. Keren usia 18 th udah ada buku. Bukunya wajib laris nih , karna ceritanya menarik untuk ibu2 gen z yng bisa ceritain ke anak2nya hehe

    BalasHapus
  11. Lucu banget judul bukunya. Jadi terpancing untuk membeli. Memang asik sebetulnya ngobrol sama remaja.

    BalasHapus
  12. Wow, keren sekali. Sudah berhasil menerbitkan buku bertema pengembangan diri yang bahasanya tuh beneran ABG sekali. Sudah begitu,layout-nya cakep deh. Hmm, kalau kelahiran 2007, berarti Qosima ini sebentar lagi akan mencicipi usia 20 tahun ya. Semangat berkarya selalu.

    BalasHapus
  13. judul bukunya sangat menarik, walau faktanya ibu yang sudah menjadi macan sulit sekali untuk dijinakkan hehehe..

    BalasHapus
  14. aku suka cara mbak mengulas buku tentang Qosima ini, jadi pingin tau lebih dalam tentang celoteh kocak Qosima. Semoga dia bisa jadi penulis besar nantinya.

    BalasHapus
  15. Wah keren selamat ya ayas terbit bukunya semoga membawa manfaat buat pembaca dan memberi inspirasi

    BalasHapus
  16. Intinya, buku ini menceritakan tentang love-hate relationship antara anak dan ibu ya kak.

    Sekilas sih relate banget sama kehidupan khalayak setiap harinya. Tapi meski jadi macan, kasih dan doa ibu itu gak pernah putus loh

    BalasHapus
  17. Buku yang menarik sekali. Bukti nyata bahwa kadang kita harus mengubah pola pandang kita dan menemukan sudut pandang baru yang kadang tidak pernah kita sadari.

    BalasHapus
  18. Ulasannya menarik banget, Kak. Selain salut sama penulisnya, betul, salut juga sama editornya. Bukunya jadi fresh banget ya. Ternyata tahun terbitnya 2022, belum begitu lama.

    BalasHapus
  19. Kereeen Qosima bisa menulis buku dengan bahasa selepas ini. Cucok banget dibaca untuk anak2 remaja yang selalu merasa ibunya adalah macan. Macan aja selalu ngelindungi anak2nya loh hehehe...

    BalasHapus
  20. Ketika ibumu jadi macan buku yang keren sih... Aku ngebayangin ibunya Qosima pas baca buku ini bagaimana wkwkwk

    BalasHapus

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.