Kamis, 07 Januari 2021

[Book Review] Kok Bisa Gitu?

HALO .... 

Aku kembali hadir di hadapan kalian. Tentu dengan sebuah ulasan buku. Kali ini aku hendak mengulas sebuah buku bersampul merah cetar yang berjudul Kok Bisa Gitu? karya Pak Fabian Budi Seputro, sang juragan Sate Ratu. Mari lihat penampakan bukunya berikut.

 


 

Untuk tahu lebih detil tentang Sate Ratu, silakan baca tulisanku di blog satunya. Yang ini nih, judul plus tautannya Sensasi Pedas Sate Ratu.

Tentang apa buku ini? Sesuai dengan judulnya, ya pastilah tentang Sate Ratu. Tepatnya tentang sejarah berdirinya plus perjalanan hingga pencapaiannya pada periode akhir 2020. Setelah berusia 5 tahun. Yang tentunya penuh dinamika hingga berhasil menjadi kesukaan turis dari 85 negara di dunia.

Cerita dan "cerita" terkait Sate Ratu dalam Kok Bisa Gitu? disampaikan runtut step by step. Secara kronologis sejak sebelum resmi dibuka hingga perkembangan terkininya. Agar lebih jelas, silakan cermati daftar isinya berikut ini.

  • Milestone Pertama -- Berisi prolog panjang, namun menarik terkait konsep Sate Ratu yang hanya boleh pindah lokasi satu kali, yaitu dari Jogja paradise (lokasi awal) ke lokasi milik sendiri (yang rencananya sekaligus dilengkapi dengan homestay).
  • Sebelum Tahun Pertama -- Berkisah tentang cikal-bakal Sate Ratu, yaitu Angkringan Ratu.
  • Tahun Pertama -- Berkisah tentang awal mula perjuangan dalam membuka dan mengelola Sate Ratu. Dalam bab ini penulis berbagi kiat-kiat yang telah dipraktikkannya. Mulai dari hal teknis hingga hal yang terkait perasaan dan ego. Jangan lupa. Sebelum berjualan sate, penulis adalah seorang GM. Enggak mudah lho, untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang berbeda 180 derajat.
  • Tahun Kedua -- Dalam bab ini penulis mengingatkan kepada para pebisnis untuk tak abai pada segala rupa perizinan usaha yang diperlukan, termasuk mendaftarkan merk pada saat yang tepat; juga untuk selektif dalam menerima tawaran mengikuti pameran kuliner.
  • Tahun Ketiga -- Berisi penjelasan mengapa sampai sekarang Sate Ratu tidak tertarik untuk melakukan franchise dan membuka cabang, padahal omzet selalu meningkat cukup signifikan.
  • Tamu Reseh & Tamu Inspiratif -- Berisi catatan tentang perilaku dan gaya para pembeli Sate Ratu.
  • Tahun Keempat -- Yang paling menarik dari bab ini adalah kisah tentang Sate Ratu yang lagi-lagi berani menolak rezeki nomplok. Ceritanya, pada tahun keempat Sate Ratu menolak orderan dalam jumlah besar (hal ini serupa dengan peristiwa yang terjadi pada tahun pertamanya). Penolakan didasarkan pada kemampuan untuk mengukur tingkat kesanggupan dalam memenuhi orderan dengan kualitas maksimal.
  • Milestone Kedua -- Dalam bab ini ada banyak kisah menarik tentang perjalanan Sate Ratu hingga menjadi Juara Nasional Kategori Sate dalam Ngulik Rasa, Unilever Food Solution 2019.
  • FAQ -- Berisi serangkaian tanya-jawab terkait Sate Ratu beserta produk-produk yang dijualnya.
  • Tahun Kelima -- Berisi dinamika peristiwa dan perasaan yang dialami Sate Ratu. Mulai dari terdampak pandemi covid-19, menjadi pemenang Traveller's Choice Award, hingga mendengar kabar hendak dihentikannya operasional Jogja paradise yang merupakan lokasi berjualan Sate Ratu.
  • Setelah Lima Tahun -- Berisi tentang "Sate Ratu hendak dibawa ke mana setelah lima tahun yang pertama ini?"
  • Mengapa Mereka Jatuh Cinta -- Berisi testimoni dari para pelanggan.

Yang paling menarik bagiku adalah bab "Tamu Reseh & Tamu Inspiratif". Selain dapat kupakai sebagai cermin, tergolong sebagai tamu berjenis apakah aku, bab tersebut sekaligus menjadi inspirasi bagiku untuk selalu menjadi tamu yang baik dan inspiratif.

Gaya penulisan yang apa adanya, seperti bertutur kepada seorang kawan di sebuah obrolan santuy, membuat buku ini mudah dicerna. Sungguh terlalu deh, kalau sampai ada pembaca yang salah paham ketika membacanya. Ketahuan kalau jarang baca buku. Muehehehe ....

Bukannya aku melecehkan. Faktanya, penulis telah sedemikian jelas menyajikan pengalamannya dalam membesarkan Sate Ratu. Dengan bahasa yang lugas, dengan cara blak-blakan, menyampaikan seabrek informasi dan tip kepada para pembaca.  

Percayalah. Buku ini ibarat cetak biru (blue print) mengenai cara-cara menjadi seorang enterpreneur. Namun, penjabaran dan contoh-contoh diambil dari pengalaman pribadi sang penulis. Bukan teoretis semata, melainkan hasil dari praktik yang telah terbukti nyata buahnya.

Alhasil, buku ini sangat rekomendatif bagi kalian yang sedang merintis sebuah bisnis; dapat dipergunakan sebagai buku panduan bagi kaum yang sedang berjuang membesarkan bisnisnya. Tak terbatas pada bisnis kuliner terkhusus sate saja, tetapi bisnis apa pun. Spiritnya itu lho, ngena banget dan bisa diaplikasikan untuk semua jenis bisnis.

Pendek kata, dari buku ini kita jadi paham betapa visi dan misi merupakan sesuatu yang penting untuk menjalankan bisnis jangka panjang. Kalau kita memang menginginkan bisnis jangka panjang, sih. Bakalan lain cerita kalau kita menjalankan bisnis secara asal-asalan saja.

Ngomong-ngomong, buku ini merupakan karya kedua Pak Budi. Sebelumnya beliau telah menerbitkan buku yang berjudul Leaving the Comfort Zone. Kebetulan resensi yang kutulis untuk buku pertama tersebut dimuat di koran. Semoga saya berkesempatan menulis resensi terhadap Kok Bisa Gitu? dan dimuat koran. 

O, ya. Sebagai orang yang berkecimpung di dunia literasi, aku angkat topi untuk Pak Budi yang telah sudi merepotkan diri untuk menulis buku ini. Langka sekali lho, seorang pebisnis yang mau berbagi pengalaman bisnis dengan cara menuliskannya dalam wujud buku. 

Pebisnis berbagi ilmu dan pengalaman melalui forum diskusi ataupun seminar banyak jumlahnya. Namun, itu secara lisan. Yang berbagi melalui tulisan masih amat jarang. 

Itulah sebabnya saya yakin, Pramoedya Ananta Toer bakalan jadi pelanggan setia Sate Ratu jika masih hidup. Plus menyayangi Pak Budi seperti ia menyayangi Kartini.

Good job, Pak Budi.


SPESIFIKASI BUKU

Judul Buku: 

KOK BISA GITU? Rahasia Memiliki Pelanggan dari 85 Negara

Penulis:

Fabian Budi Seputro

Penerbit:

Diandra Kreatif bekerja sama dengan Sate ratu

Tahun Terbit:

Januari 2021

Ukuran Buku:

12,5 x 20,5

Tebal Buku:

viii + 220 hlm

ISBN:

978-623-674795-7

 

 

8 komentar:

  1. Seandainya Pram masih hidup mungkin kutipannya akan seperti ini : Menjual sate adalah bekerja untuk keabadian. hehehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bhahahaha .... iya, keabadian penghasilan bagi penjual dan karyawannya.

      Hapus
  2. Iya memang jarang nemu enterpreneur yang sekaligus sempat menulis buku.. Pasti Pak Budi tipe yang suka mbaca...😀

    BalasHapus
  3. Kagum banget sama beliau, udah turun langsung dalam bisnis, eh meluangkan waktu nulis buku juga ya mbak. Mana isi bukunya nggak kaleng-kaleng, pengalaman bisnis dikupas tuntas. Keren!

    BalasHapus
  4. Biasanya klo pun ada pengusaha yg menerbitkan buku, biasanya penulisnya orang lain ya. Ini keren bgd lngsng Pak Budinya yg nulis sendiri..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul. Jadi klo yang membaca itu udah kenal beliau, pastilah serasa ngobrol langsung seperti biasanya klo ketemu.

      Hapus

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.