Kamis, 23 Februari 2017

[Book Review] AYAH PALING KEREN

Buku berukuran mungil (seperempat folio), tapi penuh dengan kisah yang bermanfaat.


BUKU berjudul Ayah Paling Keren ini merupakan kumpulan cerita anak. Ada 8 cerita anak yang termuat di dalamnya. Masing-masing berjudul "Ayah Paling Keren", "Dikejar Setan", "Nenek Misterius", "Pelajaran di Kelas Tiga", "Dekat di Hati", "Galeri, "Melati Hitam", dan "Ketika Roni Mulai Tidur Sendiri". 

Kedelapan judul tersebut menyiratkan tema-tema yang berlainan. Kenyataannya memang demikian. Ada cerita yang temanya mengenai kegundahan seorang anak akan ketidakjelasan pekerjaan ayahnya ("Ayah Paling Keren"). Ada yang mengenai perpisahan dengan sahabat ("Dekat di Hati"). Ada pula cerita tentang seorang anak yang risau berat sebab namanya dirasa tidak cocok dengan kondisinya ("Melati Hitam").

Singkat kata, kedelapan cerita anak tersebut menarik tema-temanya. Demikian pula jalan ceritanya. Namun yang menjadi juara, menurut penilaianku, sudah pasti "Ayah Paling Keren". Kiranya "Ayah Paling Keren" menjadi cerita andalan di buku ini. Buktinya dijadikan sebagai judul buku.

Wajar jika "Ayah Paling Keren" menjadi cerita andalan. Tema ceritanya menarik. Gaya penceritaannya juga. Lebih dari itu, "Ayah Paling Keren" membuka wawasan anak-anak mengenai profesi penyunting dan penulis. Kiranya tema yang diungkap dalam "Ayah Paling Keren" merupakan tema yang tidak biasa. 

O, ya. Menurutku, ada satu cerita yang mestinya ganti judul. Cerita yang kumaksud adalah "Nenek Misterius". Karena yang mendominasi cerita (fokusnya) adalah kucing-kucing, bukan si nenek, judul "Nenek Misterius" terasa kurang cocok. Apalagi sesungguhnya, si nenek tidaklah semisterius yang terbayangkan.

Sementara itu dari segi fisik, kucatat beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut berupa ketidakkonsistenan pencantuman titimangsa  ditulisnya cerita. Mari kita kupas satu demi satu. "Ayah Paling Keren", dan "Ketika Roni Mulai Tidur Sendiri" tidak dicantumkan titimangsanya. "Dikejar Setan", "Nenek Misterius", "Pelajaran di Kelas Tiga", "Dekat di Hati", dan "Melati Hitam" dicantumkan bulan dan tahun penulisannya. Sementara "Galeri" hanya dicantumkan tahun penulisannya.  

Ada satu kondisi fisik yang juga mengganggu. Yakni penulisan titimangsa yang mepet sekali dengan teks cerita. Tidak diberi jeda antarparagraf. Jadi kesannya, titimangsa itu merupakan bagian dari cerita. 

Terlepas dari beberapa kekurangannya, buku Ayah Paling Keren ini sangat bermanfaat untuk pembaca. Terutama pembaca anak-anak. Ada banyak pelajaran yang dapat mereka ambil dari cerita-cerita yang disuguhkan. Dengan demikian, mereka bisa terhibur sekaligus bertambah wawasan kalau membacanya. 

Yup! Pada akhirnya, kurekomendasikan buku ini bila Anda butuh bacaan bermanfaat untuk anak. Tapi jangan lupa, sebagaimana yang tertulis pada sampul depan (pojok kanan atas), buku ini terutama ditujukan untuk anak-anak yang berusia 7-12 tahun.

SPESIFIKASI BUKU
Judul         : Ayah Paling Keren
Penulis      : Yayan Rika Harari
Penerbit    : Mitra Bocah Muslim
Cetakan    : ke-1, Juli 2014
Halaman   : 108


 

6 komentar:

  1. Terima kasih atas krisan Mbak Tinbe. Insya Allah bermanfaat. Semoga buku tersebut juga bermanfaat.
    Salam senja dan kompersa :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Dek YRH. Salam kompersa juga. Kutunggu karya-katya berikutnya. Ciao :D

      Hapus
  2. Sepertinya cucu saya berusia 10 tahun ,perlu buku bacaan yg seperti 8ni ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah butuh, Bu. Agar dia makin memahami juga bahwa eyangnya adalah seorang penulis keren pula ... hehehe ...

      Hapus

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.