Kamis, 01 April 2021

[Book Review] Catatan Harian Anne Frank



 
I wish to go on living even after my death. 
--Anne Frank--
 
KALIAN merasa familiar dengan nama Anne Frank? Sudah sempat membaca Catatan Harian Anne Frank? Atau jangan-jangan, malah pernah berkunjung ke Museum Anne Frank di Amsterdam? Wah! Asyik dong, kalau sudah pernah ke sana. Bisa melihat langsung wujud asli buku harian gadis Yahudi tersebut. 
 
Baik. Entah kalian sudah familiar dengan sosok Anne Frank ataupun belum, kali ini fokus saya adalah mengenalkannya kepada kalian. Terlebih kepada kalian yang benar-benar belum tahu sosoknya atau belum pernah mendengar namanya sama sekali. Tentu melalui ulasan terhadap buku yang penampakan sampul depannya terlihat di atas. 
 
Sesuai dengan judulnya, buku ini memang merupakan diari (buku/catatan harian) yang diterbitkan. Diari milik siapa? Milik siapa lagi kalau bukan  milik Anne Frank.
 
Nah, lho. Keren 'kan Anne Frank? Buku hariannya sampai bisa diterbitkan, bahkan melegenda hingga melampaui beberapa generasi. Menginspirasi jutaan orang di dunia dan tercatat dalam tinta emas sejarah. Sungguh fenomenal.
 
Untuk menggenapi wawasan terkait catatan harian, silakan baca Arti Sebuah Diari di blog saya yang satunya, 
 
Anne Frank yang bernama lengkap Annelies Marie Frank mendapatkan kado spesial pada ultahnya yang ke-13. Kado itu berupa sebuah buku harian kosong. Kelak di kemudian hari, diari tersebut menjadi sahabat setianya dalam menjalani hari-hari di tempat persembunyian. Tepatnya sahabat setia sekaligus peredam stres.  
 
Iya. Sebelum ketahuan pasukan Nazi, Anne Frank dan kakak perempuannya beserta kedua orang tua mereka sukses bersembunyi di loteng sebuah bangunan. Mereka bersembunyi kurang lebih selama dua tahun. Bersama mereka ada empat orang lainnya yang ikut bersembunyi. Tentu semua berdarah Yahudi. 
 
Sungguh sebuah cara hidup yang tak mudah. Rentan mengundang stres. Mereka mesti bersikap ekstra hati-hati agar tak tertangkap. 
 
Tak boleh sembrono menyalakan lampu agar tak terlihat dari luar. Dilarang memasak yang aromanya menyengat dan menimbulkan bunyi saat proses memasaknya. Tak bebas mengobrol. Kalau bercakap-cakap harus dengan volume setengah berbisik. Tak bebas batuk dan bersin. Alih-alih membuka jendela, menyibakkan tirainya saja tak boleh lebar-lebar. 
 
Lalu, apa saja isi diari yang paling tenar sejagad raya itu? Seperti diari pada umumnya, diari Anne Frank pun berisi curhatan. Hal-hal yang mengganjal pikiran dan perasaan, ia tuangkan ke dalam diari yang diberinya nama Kitty. Diari itu telah menjadi semacam terapi jiwa baginya.  
 
Akan tetapi, curhatan Anne Frank bukan jenis curhatan alay. Curhatannya deskriptif, dapat menjadi rujukan kondisi jelang  berlangsungnya peristiwa Holocaust, dan layak dibaca khalayak umum meskipun di sana-sini tercantum hal-hal pribadional. 
 
People can tell you to keep your mouth shut, but that doesn't stop you from having own opinion. 
--Anne Frank--
 
Singkat cerita, diari Anne Frank bisa dikatakan menjadi (semacam) opini sejarah terkait Nazi, yang ditulis berdasarkan sudut pandang seorang remaja berdarah Yahudi. Itulah sebabnya sejak pertama kali diterbitkan (1947) sampai sekarang (saat telah diterjemahkan ke dalam 70 bahasa), ketenaran diari tersebut tak terbendung. 
 
Sementara si penulisnya, Anne Frank, menjadi ikon bagi lebih dari sejuta anak Yahudi yang dibunuh selama Holocaust. Catatan hariannya menjadi bukti bahwa Anne Frank merupakan sosok remaja yang tangguh. **Kalau ingin tahu lebih jauh tentang Holocaust silakan berselancar sendiri, ya.** 
 
Ia mampu memelihara pikiran positif dan sikap optimis meskipun hidup di bawah tekanan sederet masalah. Adapun masalah-masalah tersebut berasal dari ancaman Nazi, hubungannya dengan kakak dan orang tua, serta konflik internal dalam dirinya.  
 
Sejujurnya, membaca buku ini membuat saya teringat pada diari lama saya. Ada bagian-bagian dari diari saya yang seirama dengan diari Anne Frank. Hanya saja, diari yang saya tulis semasa SMP itu lebih banyak berisi hal tak senonoh. Hihihi .... Pokoknya beda 180 derajat dengan diari Anne Frank yang curhatannya berfaedah. 
 
Nah! Karena kandungannya yang menginspirasi dan memotivasi itulah, Catatan Harian Anne Frank menjadi bacaan wajib di sekolah-sekolah di Barat dan sebagian australia. 
 
Berarti keinginan Anne Frank yang saya kutip pada awal tulisan ini kesampaian. Terlebih selain diterbitkan sebagai buku, diarinya juga difilmkan dan dibuat lakon teater.
 
Demikian ulasan sederhana saya atas Catatan Harian Anne Frank. Namun, mohon maaf. Buku ini saya pinjam dari teman dan kelupaan mencatat/memotret bagian identitas buku. Jadi, kali ini saya tak bisa mencantumkan spesifikasi buku. Ckckckck. Ulasan buku macam apa ini? Hahaha!
 
O, ya. Buku ini terbit dalam berbagai versi sampul depan dan judul, ya. Tak usah bingung kalau kalian nanti berselancar mencarinya dan menemukan beraneka rupa versi. Insyaallah isinya sama, kok.
 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anne Frank dan Buku Hariannya yang Menjadi Catatan Penting Sejarah", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/12/134000465/anne-frank-dan-buku-hariannya-yang-menjadi-catatan-penting-sejarah?page=all.
Penulis : Jawahir Gustav Rizal
Editor : Rizal Setyo Nugroho

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
"Saya masih percaya, terlepas dari segalanya, bahwa setiap orang memiliki hati yang baik," tulis Anne dalam buku hariannya. Buku harian Anne Frank diterbitkan di Belanda pada tahun 1947 dan kemudian menyusul edisi bahasa Inggris pada tahun 1952. Pada tahun 1969, buku hariannya sudah diterbitkan dalam 34 bahasa dan saat ini telah tersedia dalam 70 bahasa. Anne mungkin tidak akan pernah menyangka jika buku harian yang ia tulis 78 tahun lalu itu nantinya dibaca dan menginspirasi jutaan orang. "Anne Frank dan buku hariannya merupakan titik masuk pertama ke dunia Holocaust yang rumit. Ada kisah pribadi yang sangat menarik dan juga menawarkan wawasan tentang periode yang sangat gelap dalam sejarah manusia," kata Edna Friedberg, sejarawan dari Lembaga Pendidikan Holocaust Levine di Museum Peringatan Holocaust Amerika Serikat seperti dikutip dari Live Science, Senin (12/6/2017). "Dia menjadi ikon bagi lebih dari 1 juta anak Yahudi yang dibunuh selama Holocaust," lanjut Friedberg.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anne Frank dan Buku Hariannya yang Menjadi Catatan Penting Sejarah", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/12/134000465/anne-frank-dan-buku-hariannya-yang-menjadi-catatan-penting-sejarah?page=all.
Penulis : Jawahir Gustav Rizal
Editor : Rizal Setyo Nugroho

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

6 komentar:

  1. Mantap, Mbak. Saya pengen ke Smsterdam. Kasian ya. Dua tahun bersembunyi, tidak bersosialisasi dengan dunia luar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga pingin ke sana, Bu. Semoga kita sama-sama bisa mewujudkan mimpi ya, Bu.

      Hapus
  2. aku suka baca histroy tokoh tokoh yang mendunia seperti ini.
    malah pas tau ada museumnya, rasanya pengen samperin ke Belanda. semoga ada kesempatan berkunjung ke Belanda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, Mbak. Semoga terwujud keinginannya. Saya juga mauuuu banget ke Amsterdam buat liat diari aslinya.


      Iya. Baca history para tokoh memang seru dan bikin kita banyak pengalaman.

      Hapus

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.