AKU yakin, banyak di antara kalian yang tak asing dengan nama Jalaluddin Rumi. Minimal pernah membaca atau mendengar namanya. Entah di mana pun itu. Mungkin tertera di sebuah buku, pada salah satu portal berita online, atau malah di sebuah platform media sosial.
Dan sejauh
pengetahuanku, di FaceBook ada grup khusus bagi para penggemar Jalaluddin Rumi.
Yang tayangannya berupa kutipan dari syair-syair karyanya. Terutama syair-syair
yang kental dengan nuansa cinta.
Iya.
Jalaluddin Rumi memang identik dengan cinta. Tak bisalah kita menyebutkan
namanya dengan menanggalkan diksi cinta. Sebab diksi cinta itulah, yang justru
menjadi ciri khasnya.
Karya-karya
Jalaluddin Rumi dalam Fihi Ma Fihi pun demikian. Tak lepas dari nuansa cinta
dan Cinta. Baik Cinta dengan "C" besar maupun cinta dengan "c" kecil.
Fihi Ma Fihi adalah karya masterpiece Jalaluddin
Rumi yang berbentuk esai. Terdiri atas 71 pasal. Yang seluruhnya merupakan
jawaban dari berbagai pertanyaan, yang disampaikan kepada Jalaluddin Rumi di
pelbagai kesempatan.
Adapun pertanyaan-pertanyaan
itu meliputi beraneka tema. Yang semuanya berhubungan dengan akhlak dan wawasan
gneosisme (irfaniyah). *Secara sederhana,
irfaniyah berarti ilmu yang memfokuskan pembahasan tentang Tuhan dalam berbagai
aspek.*
Dalam Fihi Ma Fihi, Jalaluddin Rumi pun menafsirkan
ayat-ayat Alquran dan hadis. Senada dengan apa yang telah dilakukannya dalam al-Matsnawi. Namun, penafsirannya dalam
Fihi Ma Fihi jauh lebih luas dan
mendalam. *Perlu diketahui bahwa al-Matsnawi adalah karya tenar Jalaluddin
Rumi yang berbentuk syair.
Kiranya Fihi Ma Fihi memang layak disebut
masterpiece. Sebab faktanya, buku ini berhasil mengutuhkan pemahaman kita (pembaca)
mengenai pemikiran sufisme Jalaluddin Rumi. Pendek kata ketika membaca Fihi Ma Fihi, kita akan mendapatkan
jawaban atas apa-apa yang belum kita pahami, dalam buku-buku Jalaluddin Rumi lainnya.
Karena
merupakan karya yang mendunia dan telah menjadi masterpiece, sudah pasti Fihi
Ma Fihi sangat keren. Waktu telah
membuktikan, betapa karya Jalaluddin Rumi yang satu ini mampu merengkuh banyak pembaca.
Dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hingga sekarang.
Sejujurnya, aku
butuh durasi lama untuk menamatkan Fihi
Ma Fihi. Bukan semata-mata sebab ketebalannya yang 440 halaman. Demi Allah,
diriku tak pernah gentar dengan buku tebal. Jelek-jelek begini, aku ‘kan terbiasa
membaca buku tebal. *Duh, pongahnyaaa! Hahaha ....*
Kalau begitu,
apa penyebabnya? Ehem. Begini. Aku tak bisa menamatkan Fihi Ma Fihi dengan cepat sebab ... keterbatasan daya tangkapku. Hahaha!
Apa boleh buat? Pada beberapa bagian, aku mesti mengulang baca agar tak salah
memahami.
Alhasil
selepas menuntaskannya, aku merasa malu. Betapa tidak? Fihi Ma Fihi sungguh-sungguh menamparku secara telak. Isinya yang penuh
dengan ajaran cinta dan "Cinta", membuatku yang hobi berantem menjadi tersindir. Makjleb!
Bahuku pun seperti
ditepuk keras-keras berulang kali. Serasa diteriaki, diperingatkan dengan keras
sebab selalu sibuk dengan penampakan-penampilan fisik. Padahal yang benar, kita
mesti lebih memperhatikan hakikat.
O, ya. Kalau
kalian bertanya secara blak-blakan mengenai kekurangan dan kelebihannya,
berikut jawabanku. Secara blak-blakan juga aku menjawabnya.
Kelebihannya
adalah sarat dengan ilmu dan ajaran kebajikan; membuat kita makin sabar dan
lebih mengedepankan hakikat daripada penampilan-penampakan fisik; memperbesar
cinta kita kepada-Nya SWT.
Kekurangannya
ada dua, yaitu (1) jumlah halamannya banyak dan (2) butuh keseriusan plus konsentrasi
tinggi untuk memahami isinya. *Tapi sesungguhnya, kekurangan ini hanya berlaku untuk pembaca yang malas dan lemah daya juangnya. Semacam aku. Hahaha!*
Demikian
ulasan sederhanaku terhadap Fihi Ma Fihi.
Semoga bermanfaat dunia wal akhirat. Semoga.
SPESIFIKASI BUKU
Judul:
FIHI
MA FIHI (71 Ceramah Rumi untuk Pendidikan Ruhani)
Penulis:
Jalaluddin Rumi
Penerjemah:
Abu Ali & Taufik Damas
Tahun
Terbit:
2019 (Cetakan ke-7)
Penerbit:
Zaman
Tebal Buku:
440 hlm
Ukuran Buku:
15 x 23 cm
ISBN:
978-602-1687-98-7
Wahhh jadi penasaran dan pemgen baca bukunya hmhhh
BalasHapushahaha...ayo, Mas, cobin baca satu bab aja dulu...ntar kan nagihhh...hehehehe ..
Hapus