Kamis, 30 September 2021

Perlukah Penulis Punya Nama Pena?

Perlukah penulis memiliki nama pena? Apa fungsi nama pena tersebut? Seberapa besar manfaat nama pena bagi penulis? Apa alasan membuat nama pena?

Apakah memakai nama pena berarti tidak bangga dengan nama pemberian orang tua? Apakah memakai nama pena berarti tidak percaya diri dengan nama asli? Apakah memakai nama pena berarti pengecut?

O la la!  Alangkah banyak pertanyaan tentang nama pena. Selain yang terpampang di atas pun mungkin masih ada yang lainnya.

Baiklah, baiklah. Sekarang saya akan memberikan jawaban-jawaban semaksimal kemampuan. Tentu berdasarkan pengalaman dan alasan pribadi plus referensi pendapat dari beberapa ahli. 

Perlukah seorang penulis memiliki nama pena?

Menurut saya, perlu atau tidaknya tergantung pada penulis yang bersangkutan. Jika memang merasa wajib dan butuh memiliki nama pena, silakan membuat satu atau lebih nama pena.

Satu atau lebih? Berarti seseorang boleh mempunyai banyak nama pena? Boleh, dong.

Apa fungsi nama pena bagi penulis?

Bagi saya,  berdasarkan pengalaman pribadi, nama pena memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

Pertama, menyamarkan nama asli. Hehehe .... Ya iyalah. Bukankah nama pena berarti nama samaran?

Kedua, untuk menyesuaikan dengan tema tulisan.

Ketiga, sebagai peredam rasa jumawa dalam diri.

Seberapa besar manfaat nama pena bagi penulis?

Wah, saya bingung menjawab pertanyaan ini. Hmm. Seberapa besar, ya? Rasa-rasanya saya tak bisa menghitung jumlah besarannya, deh. Maklumlah. Kemampuan hitung menghitung saya memang rendah sekali. Hahaha!

Namun, saya akan menjawabnya begini. Beberapa nama pena yang saya pakai terbukti telah membuat saya leluasa menerbitkan buku-buku populer dalam beberapa tema. Dengan demikian, saya tak perlu membatasi diri untuk menulis satu tema belaka.

Sampai di sini, tolong pahami bahwa saya adalah penulis buku-buku populer. Bukan buku ilmiah yang mengupas tuntas suatu tema. Jadi, sejauh penerbit meminta saya untuk membuat tulisan dengan sebuah tema tertentu, ya saya eksekusi saja.

O, ya. Selama ini buku-buku saya memang bermula dari permintaan penerbit. Penerbit menyodorkan sebuah tema tertentu untuk saya eksekusi. Tentu pertimbangan pemilihan temanya adalah pasar. Yang sedang digemari masyarakat tema apa?

Untuk tiap tema saya punya satu nama pena. Jadi, secara otomatis saya bakalan tahu hendak pakai nama pena yang mana ketika sedang menyelesaikan sebuah naskah.

Apa alasan membuat nama pena?

Ada beberapa alasan untuk membuat nama pena. Antara lain agar aktivitas menulisnya tidak diketahui oleh orang-orang terdekat, bisa leluasa  menulis berbagai tema, enggan terkenal, nama asli terlalu panjang, nama asli susah diingat, nama asli kurang "menjual", dan ingin lari dari tanggung jawab (menghindari konsekuensi dari tulisannya).

Tolong camkan. Semua alasan oke-oke saja. Yang tidak oke alasan terakhir.

 

Nama pena Adiba A. Soebachman untuk buku populer Islami

Apakah memakai nama pena berarti tidak bangga dengan nama pemberian orang tua?

Siapa bilang? Saya tetap kerap memakai nama asli pemberian orang tua, kok. Jika kurang yakin, silakan ketik nama asli saya (nama asli saya adalah nama akun IG saya) ketika berselancar di internet. Niscaya bakalan banyak nemu nama saya. Namun, nama asli tersebut kebanyakan muncul sebagai editor dan penulis di Kompasiana

 

Pakai nama asli

Apakah memakai nama pena berarti tidak percaya diri dengan nama asli?

Tidak, dooong. Silakan cek lagi alasan pemakaian nama pena di atas. 

Apakah memakai nama pena berarti pengecut?

Tidak, dooong. Kecuali kalau alasan pemakaian nama pena adalah untuk lari dari tanggung jawab. Tidak mau menanggung konsekuensi dari tulisan yang dibuatnya. Namun, tolong camkan. Alasan tersebut adalah alasan yang tidak oke. 

Dengan demikian jelas, ya. Membuat nama pena sama sekali tidak boleh diniatkan untuk menghindari tanggung jawab atas apa-apa yang kita tuliskan.

Ingat. Penulis itu seorang pemberani dan berani bertanggung jawab atas tulisannya. Bukan seorang pengecut, apalagi pecundang.

Pada akhirnya ....

Yang terpenting adalah karya. Apa faedahnya punya banyak nama pena, jika tak ada karya yang kita hasilkan?

Punya banyak karya, tetapi nama pena cuma satu, itu bagus. Punya banyak karya, punya banyak nama pena, itu juga bagus.

Yang tak bagus adalah punya satu atau lebih nama pena, tetapi tak memiliki tulisan sama sekali. Ampuuun, deh. Nama penanya untuk apa dong, kalau begitu?

Salam literasi.

 

4 komentar:

  1. Saya juga kenal seorang penulis yang banyak menulis buku dengna beberapa nama pena seperti Mbak. Alasannya tentu juga beragam.
    Beberapa penulis juga lebih sering menggunakan nama pena, meski pembaca juga tahu nama asli mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah, Mbak. Nama pena memang tak mesti dipergunakan secara sembunyi-sembunyi.

      Hapus
  2. Penggunaan nama pena tergantung kondisi dan keadaan sang penulis. Perlu atau tidaknya, mereka sendiri yang tahu. Ada yang tak mau dikenal pribadinya, cukup karyanya. Jadi menggunakan nama pena. Ada pula yang mau dikenal seutuhnya, jadiin gunakan nama asli. Macam macam alasannya.
    Saya menggunakan "nama pena" di blog ini, biar orang orang tak perlu tahu siapa saya. Cukup menikmati tulisan tulisan saya saja, mbak #eaakkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe .... Jadi, Kangg Mas Joe ini siapa, ya? Bikin kepo, nih? Hahaha!

      Hapus

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.