BEBERAPA hari lalu saya berkesempatan mengikuti webinar kepenulisan yang diselenggarakan oleh Siberkreasi - Kominfo. Temanya "Mulai Menulis ala Dee Lestari". Sesuai dengan tema tersebut, sudah pasti yang menjadi narasumber adalah Dee Lestari.
Kalian pasti sudah tahu siapa dia. Kredibilitas si penulis Filosofi Kopi itu 'kan memang tak perlu diragukan lagi. Jangan-jangan kalian malah termasuk salah satu penggemar beratnya. Yang berarti, pengoleksi karya-karyanya.
Andai kata di antara kalian ada yang belum tahu atau belum begitu paham tentang Dee Lestari, silakan berselancar di lautan internet. Niscaya bakalan keluar banyak informasi tentang Dee Lestari.
Menulis itu Susah
Baik. Mari balik ke cerita webinar kepenulisan yang tempo hari saya ikuti.
Dalam webinar tersebut Dee Lestari menegaskan bahwa menulis itu susah. Tidak mudah. Namun, kemampuan dan keterampilan menulis dapat dipelajari. Caranya dengan memperbanyak jam terbang menulis.
Tentu disertai dengan memperbanyak bacaan. Plus mengasah kepekaan terhadap kejadian-kejadian di sekitar. Demi meningkatkan kualitas tulisan.
Setelah jam terbang menulis banyak, plus kaya dengan aneka referensi, barulah menulis menjadi hal yang mudah. Seperti rumusan Arswendo Atmowiloto, yaitu "menulis itu gampang".
Dari Mana Memulai?
Tentu saja untuk menjadi penulis, seseorang mesti menulis. Tanpa menghasilkan tulisan, mana mungkin seseorang bisa melabeli diri sebagai penulis? Iya 'kan?
Kalau begitu, yang ditulis apa? Bagaimana cara menulisnya? Kapan mulai menulisnya?
Capture/Dokpri |
Untuk memulainya, silakan tulis saja hal-hal yang terdekat dengan kita. Dalam arti, hal-hal yang memang kita ketahui dan kuasai. Jika melakukan tip ini, niscaya kita tak bakalan mengalami macet ide ketika sedang menyelesaikan tulisan. Bukankah kita telah menguasai bahan tulisannya?
Bagaimana cara menulisnya? Ya langsung dituliskan saja apa yang ada di benak. Tak perlu takut salah ataupun cemas dengan perkara editingnya. Terapkan metode "5 M M M".
Capture?Dokpri |
Bulatkan tekad untuk menumpahkan apa-apa yang membuncah di benak selama 5 menit tanpa jeda. Yup! Terapkan "5 Menit Menulis Mengalir". Jangan berhenti-henti. Jangan terdistraksi apa pun. Fokus menulis saja dulu sampai batasan menit berakhir.
Kiranya "5 M M M" yang disodorkan Dee Lestari senada dengan apa yang lazim disebut free writing.
Kapan waktu yang tepat untuk mulai mempraktikkan "5 M M M"? Sekarang. Saat ini juga.
Buatlah Mini Project
Latihan menulis wajib dilakukan dengan konsisten. Oleh karena itu, jadwalkan waktu untuk menulis. Buatlah Mini Project sehingga ritual menulis berjalan lancar jaya.
Ingat, Mini Project. Bukan proyek nasional. Jadi, berpikirnya simpel saja. Tak perlu muluk-muluk. Misalnya merencanakan penulisan sejarah keberadaan swalayan di kampung tempat tinggal kita.
Tujuan utamanya adalah selesai. Menjadi sebentuk tulisan yang informatif dan enak dibaca. Tidak lagi sekadar berupa ide di kepala.
Harus Memikat dan Mengikat
Ada satu hal yang tak boleh dilupakan. Dalam Mini Project yang simpel, yang kita bikin sendiri sekalipun, tulisan tetap wajib dibuat "memikat" dan "mengikat".
Memikat apa? Mengikat apa?
Capture/Dokpri |
Sebuah tulisan yang keren pasti mampu memikat atensi pembaca. Membuat pembaca enggan berjeda saat membacanya. Pada saat yang bersamaan juga membuat pembaca terikat. Penuh perhatian (peduli) dengan isi tulisan.
Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam menulis. Pilih diksi dan gaya bercerita yang menarik. Yang tidak menyebabkan pembaca bosan. Di sinilah poin jam terbang mendapatkan relevansinya. Bila terbiasa menulis, tentu bakalan kreatif memilih diksi dan kata-kata.
Dee Lestari memberikan enam saran untuk membuat tulisan memikat dan menarik. Plus menjadi lebih "hidup". Mari simak keenam sarannya berikut ini.
1. Rencanakan dan petakan hal-hal yang hendak ditulis.
2. Bikin lead (paragraf pembuka) yang kuat.
3. Tunjukkan emosi agar pembaca terlibat.
4. Bingkai dalam adegan (menurut saya, ini cenderung saran untuk tulisan fiksi sehingga untuk tulisan nonfiksi mesti disesuaikan).
5. Variasikan kalimat-kalimat yang kita susun.
6. Waspadai repetisi (jangan sampai kita terlalu sering mengulang kata, cari sinonimnya).
Tulisan Harus Jelas Maksudnya
Dee Lestari juga menegaskan bahwa tulisan harus jelas maksudnya. Dapat dipahami pembaca dengan mudah. Selain memikat dan mengikat, tulisan mesti mampu membuat konkret apa-apa yang semula abstrak. Mampu memahamkan pembacanya.
Kepiawaian menulis jelas sekaligus indah tentu tak bisa diraih secara instan. Perlu latihan berkali-kali. Butuh jam terbang banyak untuk mampu memikat atensi dan mengikat kepedulian pembaca.
Artinya, seseorang bakalan bisa menjadi penulis yang handal bilamana ia mau belajar untuk menulis dengan baik.
Yup! Kemampuan menulis dengan baik memang wajib dipelajari. Kiranya penting sekali bagi semua orang, apa pun jenis pekerjaannya, untuk memiliki kemampuan menulis dengan baik.
Jangan lupa. Pada era medsos sekarang kemampuan menulis (sekadar menulis di medsos sekalipun) dengan baik sungguh dibutuhkan. Tujuannya agar para warganet yang rata-rata malas membaca panjang tidak terjebak salah paham. Hehehe ....
Tak lupa, Dee Lestari mengingatkan agar kita senantiasa melatih stamina membaca dan menulis. Tujuannya supaya kita kuat berkonsentrasi lama untuk membaca dan menulis. Tidak mudah lelah dan tergoda untuk sebentar-sebentar menengok medsos.
Demikian resume saya atas materi yang disampaikan Dee Lestari. Semoga berfaedah. Dapat membangkitkan semangat kalian (dan semangat saya juga) untuk mulai konsisten belajar menulis dengan baik.
Salam literasi.
Ooooh caranya 5 Menit Menulis Mengalir yach? Jadi ga usah ragu atau takut memulainya. Ga usah kebanyakan edit2 dulu hihihihi. AKu juga suka nulis hal2 ringan yang dirasakan mampu dan ada di sekelilingku. Aku juga ngefans sama Dee Lestari dan punya bukunya :)
BalasHapusYoiii, Mbak. Aku tuh yg suka kagok nerapin free writing. Dasar aku kebawa kerjaan editor.
HapusSiap kak, tulisannya sangat mengalir. Makasih sharingnya.
BalasHapusTerima kaih juga telah singgah, Kak.
HapusFree writing nih kalo diterapkan dgn konsisten, biasanya hasil tulisan lebih ciamik ya mba.
BalasHapusapalagi ga perlu mikir SEO, keyword, dll dst wkwkwk
beberapa bloger banyak juga kan yg postingan-nya free writing, beneran enjoyyy bacanya
Hehehe sepertinya tulisanku juga rada gak peduli SEO, Mbak. Gak gitu paham soalnya. Bhahahha!
HapusMenulis dengan lancar pun harus dengan asupan nutrisi yang banyak. Biar gak pusing dan ngatukkkk
BalasHapusitu yang beneran saya alamiii
Hahaha iyaaaa, asupan nutrisi plus kopi klo saya.
HapusDi bagian ini: Waspadai repetisi, saya masih perlu belajar banyak. Untuk SEO pun, ketika kata kunci terlalu banyak diulang sebenarnya tidak baik. Untuk penulisan biasa pun tak baik karena gak ngalir jadinya membacanya. Saya masih harus latihan banyak.
BalasHapusIdem, Mbak. Saya juga mesti latihan, latihan, dan latihan lagi.
Hapusnah aku baru tahu ada metode 5 M M M ini mbak tapi emang aku kalo ngetik pun ya tetep harus gak terdistraksi
BalasHapusWah, kereeen. Bisa fokus gitu. Aku mesti disambisambo kerjaan rumah. Astaaagaa bhahha..
HapusMemikat dan Mengikat. Ini Tips yang puitis. saya sering pake tips ini. apalagi dalam karya sastra. Dan sangat setuju banget menghindari dari repetisi, dan cari kata lain yang mendekati dan relevan atau persis, atau sinonim. bagi saya tips ini berguna bannget untuk nulis cerpen, puisi. namun klo untuk nulis blog. justru saya sering menggunakan repetisi. hehe..
BalasHapusBenae. Memang puitis memikat dan mengikat.
HapusHmm. Klo di blog, SEO bikin repetisi memang. Hihihi ...
Aku suka metode 5MMM, itu bener. 5 menit awal sangat berpengaruh soal konsentrasi menulis. Aku menerapkan itu juga, cuma nggak tau sebutannya apa hahaha
BalasHapusKlo begitu tinggal melanjutkan. Gassskeeeun.
HapusAku biasanya sebelum nulis, udah dibuat poin poinya,, trus rankaian katanya2 masih di dalam kepala. Lah pas mau ditulis, yang dalam kepala tadi hilang. Gk jadi nulisnya ✌
BalasHapusBhahahahahaha .... Klo hilang, laporkan ke pak polisiii.
HapusWah Dee Lestari, salah satu novelis favorit saya. Tapi bener, practice makes perfect, harus banyak latihan dengan rutin
BalasHapusYup, latihan rutin dan konsisten.
HapusBuat konsisten itu sih yang paling menantang wkwk. Kalau aku cenderung memaksa menulis ketika blank. Biar aku larinya juga ke nulis gitu misal blank, jadi kemampuan nulisku enggak hilang. Llu baru lanjut lagi nulis di project sebelumnya.
BalasHapusAdakalanya memang mesti dipaksa. Sebab klo dituruti blank, lalu mandeg nulis, bahayaaaa. Beneran bisa hilang kemampuan nulis kita.
HapusDulu waktu ingin memulai menulis juga inspirasi ku adalah ka deelestari ini, apalagi beliau udah banyak mengeluarkan buku-buku yang legendaris banget dan terkenal dimana-mana.. Bahkan hampir semua buku yang beliau terbitkan pun aku ada, ka dee lestari emang hebat banget lah
BalasHapusWow, luar biasa. Fans garis keras.
Hapus5 Menit Menulis Mengalir..dulu masih terbiasa begini saya, makin ke sini jadi terdiktrasi, duh kok gini, denger notifikasi berhenti, dan seterusnya.
BalasHapusJadi diingatkan lagi sama Dee ...Makasih juga dah dibagi materinya Mbak Tina.
Wokeeee, Mbak. Sama-sama.
Hapusmantap nih tipsnya.. saya aja walaupun udah lama nulis di blog dan wattpad, setiap kali ngeliat tulisan sendiri rasanya malu, karena tulisan masih acak kadut.
BalasHapusBerproses, Mas. Klo merasa masih acakadut, bisa banget minta tolong teman buat membacanya demi kepentingan kritik.
HapusMbak... Keren banget nih tips menulisnya... Aku tercerahkan banget lho yang menulis 5 menit Tanpa jeda itu. Sip coba ah
BalasHapusAlhamdulillah klo tercerahkan. Sip, Kak. Gassskeun praktik.
HapusWah 5MMM baru tau tp cukup gampang diingat dan bs dilakukan nih.
BalasHapusIya,Mas 5 MMM, bukan PPKM hahaha
HapusYup, tengkiyuu
BalasHapus