Kamis, 13 September 2018

[Book Review] BRIDA



SEBAGAIMANA label yang tercantum pada sampul belakangnya, Brida ini merupakan novel dewasa. Artinya, target pembacanya adalah mereka yang dewasa. Dan kukira, dewasa yang dimaksudkan bukanlah sekadar dewasa fisik berdasarkan hitungan usia; melainkan lebih merujuk pada tingkat kematangan berpikir. 

Jadi nih ya, kalau usiamu baru 17 tahun tapi pola pikirmu demikian matang plus didukung rajin membaca buku berkualitas (hahaha ...), insyaAllah kamu bisa menikmati Brida. Tidak bakalan terjebak rasa bosan saat membacanya. Sekalipun mungkin agak kepayahan sebab kalimat-kalimat yang menyusun Brida memang bermuatan berat. #Sabar, sabar, sabar. Haha!    

Iya. Brida memang butuh dibaca dengan serius supaya kita betul-betul paham. Baik paham dalam konteksnya sebagai kalimat maupun sebagai elemen pembangun makna novel seutuhnya. Hmm. Menurutku sih, begitu. Entah kalau menurut Mas Anang.

....

Seperti yang tersurat pada judulnya, yaitu Brida, novel ini memang berkisah tentang Brida. Siapakah dia? Dia adalah sang tokoh utama yang menggerakkan cerita. #Dia disuruh oleh sang novelis tuuuh

Yoiii. Brida, seorang gadis 20-an tahun, dikisahkan tengah dirundung galau. Bukan semata-mata karena permasalahan cinta asmara, melainkan sebab sesuatu yang jauh lebih rumit daripada itu. Yakni menyangkut kegalauan terkait makna dan tugas hidup, serta pencarian akan Pasangan Jiwa.

Tapi kupikir, pembahasan mengenai Pasangan Jiwa itulah yang paling membangkitkan selera. Biasalah. Bukanlah persoalan Cinta (ataupun cinta) dan Pasangan Jiwa (ataupun pasangan jiwa) memang selalu menggairahkan? Bikin penasaran. Kalau tidak, mana mungkin Brida repot-repot bersikeras mencari tahu Pasangan Jiwanya? Padahal sebenarnya, dia telah menjalin kasih dengan seorang pria bernama Lorens.

Dan, beruntunglah Brida. Pada akhirnya dia mampu merengkuh semua yang sudah dicari-carinya sekian lama. Iya. Setelah melalui waktu dan proses yang tak mudah, Brida berhasil memahami takdir yang mesti dijalaninya. Dia pun menjadi lebih paham arah hidupnya sendiri.

Yang (mungkin) paling penting, Brida akhirnya tahu pula bahwa Pasangan Jiwanya adalah sang Magus. Yakni sosok pria yang dahulunya merupakan kekasih Wicca, si guru sihir Brida. Hmm.

Nah, nah. Alinea yang tepat persis di atas alinea ini sungguh bikin kepo 'kan? Maka supaya tak sekadar kepo, sebaiknya segera cari saja Brida untuk dibaca. Mencarinya bisa di toko buku (baik online maupun offline), perpustakaan umum, atau perpustakaan pribadi milik teman. Haha! 

Okeee. Selamat berburu dan membaca Brida, deeeh. Tak bakalan rugi kok meluangkan waktu untuk membacanya. Ada banyak pelajaran hidup di situ. Bahkan secara pribadi aku merasa, Brida ini mampu menghalau galau yang sedang berusaha menyergapku. Iya. Beneran, lho.


SPESIFIKASI BUKU
Judul Buku     : Brida
Penulis           : Paulo Coelho
Penerjemah    : Olivia Gerungan
Penerbit         : GPU
Tahun Terbit  : 2017 (cetakan ke-7)
Ukuran Buku : 14 x 20 cm
Tebal Buku     : 232 hlm

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Kukira bisalah disebut begitu. Sebab ini fiksi, sementara fiksi memang mengedepankan fantasi dan imajinasi meskipun tetap berpijak pada kenyataan juga siiih...

      Hapus

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.