SESUAI dengan judul di atas, kali ini kita akan memperbincangkan Tentang
Kamu, sebuah novel karya Tere Liye. Iya, betul. Tere Liye yang
"statemennya" tempo hari sempat memancing kehebohan itu.
Jika belum ngeh perkara kehebohan tersebut, silakan googling saja. Toh
tak ada salahnya untuk menambah pengetahuan.
O, ya. Sekadar mengingatkan.... Jika Anda merasa tidak suka dengan Tere Liye,
janganlah buru-buru berhenti membaca tulisan ini.
Demikian pula sebaliknya.
Jika Anda merupakan fans berat seorang Tere Liye, jangan mengamuk saat tiba
pada bagian yang mengkritisi Tentang Kamu ini. Yuk, kita sama-sama
belajar dewasa dalam menyikapi segala macam perbedaan yang ada.
Baiklah. Sekarang mari kuliti novel tebal ini. Mulai dari sampul depan, ya.
Menurutku, smpul depan Tentang Kamu simpel dan amat menarik. Tak banyak
pernik, tapi semiotikanya kena.
Hanya ada gambar sepasang sepatu kulit di situ.
Berwarna cokelat tua, senada dengan warna keseluruhan sampul buku. Lalu, ditimpa
tulisan "Tentang Kamu" berwarna putih (agar lebih jelas, silakan
cermati foto di atas).
Sampul depan kusebut amat menarik sebab gambar sepatunya bertekstur kasar. Kalau
gambar tersebut kita raba, rasanya seperti meraba sepatu kulit sungguhan.
Katakanlah, itu merupakan sebuah gambar timbul. Tulisan "Tentang Kamu"-nya
juga timbul. Memang menarik 'kan? Setahuku jarang ada buku, selain buku untuk
anak, yang punya sampul menarik begitu.
Kukatakan pula bahwa si sampul semiotikanya kena. Apa maksudnya? Begini.
Sepasang sepatu kulit itu merupakan simbol dari sebuah perjalanan panjang, yaitu perjalanan panjang sang tokoh utama yang bernama Sri Ningsih.
Bukankah sepatu merujuk
pada kaki? Sementara kaki itu untuk berjalan. Untuk melangkah. Untuk menempuh
perjalanan.
Akan tetapi, sejujurnya baru kupahami makna gambar sampul depan tersebut setelah
kutuntaskan isinya. Sebelum selesai membacanya, tentu saja ada tanda tanya
besar di benakku: Mengapa sepatu? Apa itu merupakan sepatu si kamu? Kalau
iya, si kamu bergender lelaki atau perempuan?
Maklum saja. Diriku tak kuasa
menduga "gender" sang sepatu berdasarkan penampakannya.
Sekarang, mari beranjak ke judul. Judulnya mengisyaratkan sesuatu yang
romantis 'kan? Yup, Tentang Kamu.
Begitu membaca judulnya. kuyakin rata-rata orang
menduga bahwa si novel bakalan romantis habis. Terlebih penulisnya Tere Liye.
Hmm. Sesungguhnyalah dugaan romantis itu pula yang menggerakkan hatiku untuk
membeli Tentang Kamu.
Namun ternyata, dugaan itu keliru. Tentang Kamu tidaklah semendayu-dayu
prasangkaku. Tak ada parade kalimat-kalimat lebay dalam novel tersebut.
Kalimat-kalimat manis memang ada, tetapi tidak memenuhi seluruh novel. Tidak pula
se-lebay yang kukira.
Kalaupun ada yang terasa sedikit berlebihan, justru
terdapat pada gaya beberapa dialognya. Bukan pada deretan narasinya.
Misalnya
pada dialog antara Sri Ningsih kecil dengan ibu tirinya. Gaya guyonan (bercanda)
mereka terasa sangat kekinian. Tidak sesuai dengan latar waktunya, yaitu
puluhan tahun silam.
Tentang Kamu tidak terlalu easy going untuk dibaca tuntas.
Terutama oleh pembaca belia, yang referensi sejarahnya kurang. Pembaca dewasa
yang tidak melek sejarah pun demikian. Akan kurang paham dengan latar waktu dan
latar tempat yang disuguhkan.
Sementara pemahaman terhadap kedua latar tersebut,
berikut peristiwa-peristiwa sejarah yang mengiringinya, akan meningkatkan kadar
kepahaman pembaca terhadap isi cerita.
Setidaknya ketidak-easy going-an itu terbukti pada diriku sendiri. Aku
yang awam mengenai pasar saham "dipaksa" untuk memahaminya. Tujuannya agar bisa lebih ngeh
dengan asal-muasal kekayaan fantastis Sri Ningsih.
Untuk orang-orang yang tahu
mengenai pasar saham tentu tak sulit. Namun bagiku, yang kebetulan awam dengan
istilah-istilah perekonomian, tentu tidak mudah.
Belum lagi gaya penceritaannya yang flashback. Bolak-balik antara masa lalu dan masa kini. Berpindah-pindah dari satu tempat pada masa lalu, ke satu tempat pada masa sekarang.
Aku yakin, hal demikian tentu bikin jidat lumayan berkerut. Kalau Anda tidak terbiasa membaca, sepertinya bakalan kerap kali mengeluh, "Ini bagaimana, sih? Dari Eropa tahun 2016 kok mendadak ganti cerita ke kampung nelayan zadoel puluhan tahun silam? Duh, kisah kekinian kok menjadi kisah sejarah begini? Kisah "tentang kamu"-nya mana?
SPESIFIKASI BUKU
Judul : Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
Cetakan : ke-2, Oktober 2016
Halaman : 524 + vi
Ya! Lalu, di mana dan bagaimana kisah "tentang kamu"-nya? Sttt. Sini kubisiki jawabannya. Ternyata pada halaman 369-lah terdapat penjelasan gamblang mengenai judul Tentang Kamu. Sebuah penjelasan singkat sebetulnya. Namun, lumayan syahdu.
Secara umum aku menilai, Tentang Kamu termasuk karya fiksi yang lumayan bagus. Kadar sastranya memang tidak sepekat kopi hitam. Akan tetapi, bukan pula merupakan novel popular ecek-ecek lebay surebay.
Percayalah. Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihannya, Tentang Kamu mampu menghibur sekaligus menambah wawasan pengetahuan para pembacanya.
Demikian ulasanku terhadap Tentang Kamu, cetakan kedua, Oktober 2016. Semoga pada cetakan-cetakan berikutnya nanti, beberapa typo sudah dibereskan. Misalnya pada halaman 25 alinea 1, mestinya kelak tidak lagi tertulis "terpakir" tapi sudah menjadi "terparkir"; pada halaman 267 tidak lagi ada tulisan "susanya", tetapi sudah menjadi "susahnya".
Yang terpenting, typo nama tokoh utama mesti dibenahi. Nama tokoh utama novel ini adalah Sri Ningsih. Ibu kandungnya bernama Rahayu. Nah, pada beberapa halaman penulisan nama Sri Ningsih terpeleset menjadi Sri Rahayu.
Apa boleh buat? Sebab jumlah halaman yang bejibun, sang penulis pun menjadi rancu. Kebetulan editornya juga ikut menjadi rancu (baca: tidak "menemukannya").
Kiranya kusudahi di sini ulasan panjangku ini. Semoga bermanfaat dunia-akhirat. Plus bikin kalian tergugah gairah untuk membaca Tentang Kamu.
SPESIFIKASI BUKU
Judul : Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
Cetakan : ke-2, Oktober 2016
Halaman : 524 + vi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.