Sampul depan |
Sampul belakang |
SEJUJURNYA
buku ini bukanlah tipe bacaan idamanku. Penampakan sampul depan dan belakangnya
saja lumayan mengintimidasiku. Bukan seleraku banget. Seleraku adalah yang cerah
ceria, sedangkan si sampul bernuansa suram cenderung seram. Ditambah lagi judulnya:
NOIR Tale of Black and White (2).
Weleh, weleh. Bikin hatiku menciut saja.
Lamat-lamat kuingat, noir itu kata dalam
bahasa Perancis yang artinya “hitam”. Sementara hitam bagiku, identik dengan
sebuah kemisteriusan. Lekat pula dengan kegelapan dan dunia hitam. Pokoknya
bikin takut. Maka wajar ‘kan kalau hatiku menciut?
Ketahuilah. Demi melihat
buku ini, imajinasiku seketika meliar ke arah yang seram-seram. Rentetan
tanyaku dalam hati, “Noir? Apa yang hitam? Penyihir? Setan dan hantu?”
Ternyata
memang benar. Novel ini sudah mengguncang keberanianku sejak bagian “Prolog”
alinea pertama. Ya ampun! Baru juga mulai membaca. Eh! Sudah langsung berjumpa
dengan kalimat “ ... rela rumahnya menjadi tempat migrasi sementara para
makhluk dunia astral ...”
Sungguh sebuah kalimat yang mengintimidasi kaum
penakut sepertiku. Namun, rasa kepo
yang kuat membuatku bertahan. Alhasil, aku sukses menuntaskannya meskipun hanya
berani membaca saat siang hari. Haha!
Novel yang bermula dari wattpad ini
berkisah tentang dinamika dan romantika kehidupan makhluk-makhluk di tiga
dunia. Yakni dunia manusia (makhluk mortal), dunia makhluk bayangan (makhluk
immortal), dan dunia gaib (iblis-malaikat-hantu).
See! Horor juga ‘kan? Untunglah saja adegan dan dialog jenaka
bertebaran di banyak bagian. Misalnya saat Noir/Nael, si iblis yang tampan dan
baik hati, ditraktir makan di kedai makanan Korea. Ia terheran-heran dengan bingsu
(es serut kacang merah ala Korea).
Namun yang paling menarik, justru gosipannya
tentang kawan-kawannya sesama iblis. Noir/Nael bercerita kepada Suri (manusia
yang mengajaknya makan bingsu) tentang mereka yang ternyata mupeng juga pada HP, baju batik, dan mi
instan rebus yang dijual di warmindo. Gokil “kan? Hehehe ....
Sudah pasti kegokilan
semacam itu bisa mereduksi rasa takutku. Bisa menetralkan kembali ketegangan
yang kurasakan saat membaca bagian-bagian cerita yang menyeramkan. Apalagi kalimat-kalimat
bijak terkait kehidupan, juga bertebaran di sana-sini. Dua di antaranya berikut
ini.
Suatu saat nanti, kamu harus rela
melepaskan sesuatu karena memang masanya sudah habis. (hlm 68)
Hidup tidak akan bertambah baik dengan
diratapi. (hlm 140)
Tidak ada perang yang
abadi: tapi juga tak ada perdamaian yang selamanya. (hlm 236)
Alhasil,
penilaianku terhadap novel ini berubah. Dari yang semula kuanggap receh banget,
menjadi kuanggap receh namun bermakna.
O, ya. Buku ini merupakan bagian 2. Sayang
sekali yang bagian 1 belum pernah kubaca. Jadinya agak kurang nyambung, ketika
ada adegan dan dialog yang merujuk pada bagian 1. Akan tetapi selebihnya, it’s fine. Jalan cerita di bagian 2 ini
mampu kupahami dengan baik.
Sekali lagi, percayalah. NOIR Tale of Black and White 2 bukan sekadar Teen Fiction yang menghibur.
Kalau cermat dalam membaca dan memahami ceritanya, kalian pasti akan menemukan
pula ajaran nilai-nilai/pinsip-prinsip hidup yang disampaikan di situ.
Namun
ngomong-ngomong, salah ketiknya lumayan banyak. Ada yang kurang huruf, dobel
huruf, kurang kata, maupun kelebihan kata. Semoga kalau ada cetakan ketiga,
kesalahan-kesalahan tersebut diperbaiki.
SPESIFIKASI BUKU
Judul Buku: NOIR Tale of
Black and White 2
Penulis : Renita Nozaria
Penerbit: Loveable
Tahun Terbit : 2018
(Cetakan Kedua)
Ukuran Buku: 14 x 20,5 cm
Tebal: 288 hlm
ISBN:
978-602-5406-42-3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.