Kamis, 02 Agustus 2018

[Book Review] PERGI




SESEORANG menyodorkan Pergi kepadaku. Ya, sudah. Langsung kuterima dan kubaca saja. Kebetulan penyodoran terjadi ketika aku tak sedang dalam proses membaca buku apa pun. 

Alhasil, kubacalah buku tersebut secara tuntas dalam tempo yang lumayan singkat. Hmmm. Rajin dan tekun, ya? Haha! 

Lalu, apa yang kuperoleh dari Pergi? Sudah pasti sekeping pelajaran hidup, dong. Masak mangkuk atau piring? Wuih!  Berat nian kedengarannya. Iya. Memang berat. Serius. Hehehe ....

Maka bila kalian menganggap karya-karya TL 100 persen menye-menye, buku ini membantahnya. Alih-alih menye-menye. Buku ini justru berkisah tentang kerasnya dunia di balik dunia. 

Iya. Buku ini mengisahkan bahwa apa yang sesungguhnya terjadi, tidaklah selalu persis sama dengan yang tampak di permukaan. Adakalanya peristiwa-peristiwa yang dihadapi masyarakat dunia justru sekadar kamuflase. Semacam pengalihan isu belaka. 

Sementara peristiwa-peristiwa riilnya malah tak terlihat sebab memang sengaja disembunyikan. Disamarkan dengan aneka peristiwa lain yang didesain untuk mengelabui khalayak.  Untuk kepentingan tertentu, yang muaranya adalah keuntungan bisnis yang melimpah ruah. 

Siapa yang menyamarkan dan menyembunyikan?  Tak lain dan tak bukan, pelakunya adalah 8 keluarga Shadow Economy. Yang salah satunya adalah Keluarga Tong.  Yakni keluarga Shadow Economy yang dikepalai oleh Bujang. 

Menariknya, Bujang menjadi Tauke Besar (kepala keluarga) bukan sebab garis keturunan. Dia menjadi Tauke Besar karena kecemerlangannya. Baik cemerlang dalam hal fisik (bela diri) maupun pemikiran (ahli strategi).

Terbukti pada akhirnya, Bujang mampu mengatasi peperangan antarkeluarga Shadow Economy. Dengan jumlah korban yang sangat minimal. Padahal, skala peperangannya besar sehingga wajar andaikata jumlah korbannya besar. 

Namun, usai kesuksesannya itu Bujang memutuskan untuk "pergi". Ditinggalkannya posisi sebagai Tauke Besar. Demi mengejar tujuan hidupnya yang baru. 

Apa yang dilakukan Bujang pastilah mengagetkan pendukungnya. Tapi Bujang adalah Bujang.  Tak bakalan bisa dicegah jika telah berniat kuat. Tak seorang pun yang bisa menghalanginya pergi. Terlebih dia sudah tahu pasti tujuannya "pergi".

Ngomong-ngomong, ada dua ganjalan di hatiku terkait buku ini. 

Pertama, salah ketiknya terasa lumayan mengganggu. Sebenarnya tak bisa dikatakan banyak sih, salah ketiknya. Tapi nyebelin dan bikin gemas. 

Kedua, aku merasa agak kesulitan untuk memahami para tokohnya. Maklumlah. Pergi merupakan sekuel Pulang. Sementara penjelasan tentang para tokoh terdapat dalam Pulang. Daaan, aku belum membaca Pulang. Haha! 

O, iyaaa. Selain mengulas Pergi di blog ini, aku juga meresensinya untuk keperluan lomba. Penyelenggara lombanya Republika Penerbit. Dan Alhamdulillah, resensiku itu berhasil menjadi salah satu resensi pilihan. Silakan baca jikalau berminat, yaaa. Yang ini nih, tautannya: Sebuah Keputusan untuk "Pergi".

Boleh pula bila kalian ingin tahu, apa saja hadiah yang kudapatkan. Silakan langsung baca di blogku yang satunya (www.tinbejogja.com).  
 
SPESIFIKASI BUKU

Judul               : Pergi
Penulis.           : Tere Liye
Co-Author       : Saripuddin
Penerbit          :  Republika Penerbit
Tahun Terbit  : 2018
Ukuran Buku  : 13,5 x 20,5 cm
Tebal Buku.     : iv + 455







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.