Semoga kalian tidak jengkel ataupun mengomel gara-gara membaca judul tulisan ini. Hmm. Mengapa mesti jengkel? Mengapa mesti mengomel? Bahasa Indonesia memang keren, kok. Saya tidak mengada-ada.
Di manakah letak kerennya? Bukankah bahasa Indonesia itu susah dipahami seperti dirinya yang hobi benar tiba-tiba ngilang itu? Hahaha!
Sungguh mengherankan jika kalian menyimpulkan bahwa bahasa Indonesia susah dipahami. Bukankah dalam keseharian, kalian selalu mempergunakannya? Meskipun bukan dalam bentuk bakunya, tetap saja yang kalian pakai itu merupakan bahasa Indonesia. Nah, lho. Begitu itu masih mau bilang kalau bahasa Indonesia susah?
Yoiii. Saya tahu bahwa yang membuat kalian menyimpulkan begitu adalah ragam bakunya. Versi bahasa tulisnya yang baik dan benar sesuai dengan PUEBI. Yang wajib kalian pakai ketika menulis artikel, skripsi, tugas sekolah/kuliah, atau jenis tulisan serius lainnya.
Namun, ketahuilah ....
Kesimpulan kalian tersebut tetap salah. Percayalah. Kalau mau mempelajari PUEBI dan kaidah berbahasa Indonesia secara sungguh-sungguh, kalian pasti tak lagi merasa bahwa bahasa Indonesia susah dipahami. Sekali kalian paham suatu aturan, niscaya kalian tak bakalan bingung lagi.
Misalnya begini. Selama ini mungkin kalian dibingungkan oleh penggunaan "di" dan "di-". Kapan pemakaian tepatnya? Yang benar "dipukul" atau di pukul"? Pilih "dicintai" atau "di cintai"?
Nah. Kalau sekarang serius mempelajarinya sampai paham, dijamin kalian tak akan kebingungan lagi. Apalagi pada dasarnya, aturan bahasa Indonesia memang tidak pelik bin rumit.
Susah di mananya? Ayo, mengaku sajalah. Apakah sebelum berteriak-teriak menuduh bahasa Indonesia ribet bin kebanyakan aturan itu, kalian telah menyuntuki KBBI dan PUEBI? Hmm. Saya kok yakin, kalian pasti menjawabnya, "Belum." Hehehe ....
Jadi, masih mau bersikukuh kalau bahasa Indonesia itu susah dipahami?
O, ya. Di mana letak kerennya? Astaga! Kok kalian tidak sadar? Bahasa Indonesia itu 'kan yang membuat kalian bebas tebar pesona di medsos kepada siapa saja, baik kepada mereka yang satu suku maupun beda suku, baik kepadanya yang tinggal sekota maupun yang tinggal nun jauh di seberang pulau ....
Iya. Bahasa Indonesia itu mempersatukan bangsa Indonesia. Di situlah kerennya.
Amboi! Mendadak saya teringat pada Chairil Anwar, nih. Cintaku jauh di pulau! Hehehe ....
Demen aku ama tulisanmu mbak Tintin...dr SD aku tuh ngefans...pean cerdas...sumprit
BalasHapusHahahaha klo memang cerdas, akutuuh udah jadi menteri lhooo.
Hapus