Kamis, 04 Februari 2021

[Book Review] Emak dengan Pandemi Covid-19

PANDEMI covid-19 belum dinyatakan usai. Dinamika pasien yang masuk dan keluar rumah sakit masih tinggi. Sebagian keluar untuk pulang ke rumah. Sebagian lagi untuk dikebumikan. Iya. Pandemi belum berlalu! Masih menghantui hari-hari kita. 

Anak-anak mayoritas belum bersekolah luring. Mahasiswa masih kuliah dari tempat masing-masing. Para pegawai/karyawan ada yang masih kerja daring. Ada pula yang sudah ngantor dengan sederet prokes ketat. Banyak bisnis bertumbangan. Namun pada sisi lain, banyak bisnis baru bermunculan. 

Mungkin kalian bertanya-tanya tak percaya, "Banyak bisnis baru bermunculan? Yang benar saja? Bukankah pandemi ini adalah sederet kisah tentang kepahitan dan keterpurukan?" 

Hmm. Kalau dilihat dari sudut pandang negatif dan disikapi secara pesimis, pandemi memang sepenuhnya buruk. Ada terlalu banyak kisah duka dan pahit yang terlahir darinya. Akan tetapi faktanya, pandemi juga punya sisi positif bila sudut pandang dan penyikapan terhadapnya diubah. 

Jangan lupa. Mari kembalikan segala urusan kepada-Nya. Bagaimanapun eksistensi covid-19 terjadi karena takdir-Nya 'kan? Sementara Dia Yang Maha Penyayang tak bakalan menciptakan/mengizinkan terjadinya satu hal yang tak berguna. 

Maka pasti ada hikmah dari kondisi pandemi ini. Kita saja yang kurang peka atau belum menemukannya. Kurang gigih mencari sisi positif alias hikmah tersebut.

Apa boleh buat? Pandemi covid-19 telah menyandera kebebasan penduduk bumi. Memperlambat ritme hidup kita. Dalam sekejap, berhasil menyebabkan terjadinya aneka perubahan di berbagai sendi kehidupan. 

Banyak aktivitas yang semula terbiasa dilakukan secara luring, sekarang dilakukan secara daring. Banyak kebiasaan baik (sehat) yang dahulunya lalai kita lakukan, kini harus dilakukan kalau ingin senantiasa sehat. 

Pendek kata, semua orang dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi terkini. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Jika bandel tidak mau beradaptasi, risiko tanggung sendiri. 

Sekali lagi, apa boleh buat? Faktanya, pandemi memunculkan banyak problem yang perlu dicari solusi-solusinya. Tak butuh sekadar dikeluhkesahkan. Kalau mengeluh melulu, ujungnya problem tak teratasi dan malah bakalan sakit hati tiada henti.  

Syukurlah 44 emak yang berkontribusi dalam buku ini, yang berasal dari berbagai kalangan dan berbagai profesi atau pekerjaan, memilih opsi MAU MENCARI SOLUSI. 

Alhasil, pandemi yang semula sempat bikin oleng mereka, kemudian diubah menjadi suatu kesempatan untuk mengasah keterampilan menulis, menuntaskan buku-buku yang di era normal (sebelum pandemi) belum kunjung terjamah, mempererat ikatan emosional dengan keluarga, dan lain-lain. 

Bahkan, beberapa di antara mereka ada yang justru menemukan sumber penghasilan baru selama masa #dirumahsaja dan sang suami berkurang pendapatannya. Nah, lho. Luar biasa 'kan? 

Terlepas dari beberapa kekurangan yang bersifat teknis, saya sungguh salut kepada semua kontributor buku ini. Keren lho, mereka. Di tengah keribetan mendampingi anak belajar dari rumah, serta melakukan aktivitas domestik rumah tangga dan pekerjaan kantor (bagi yang ngantor, baik daring maupun luring dengan pembatasan tertentu), ternyata masih punya tenaga untuk menulis. 

Sungguh inspiratif dan amat memotivasi! 

Diam-diam saya pun sedikit malu sebab acap kali malas menulis dengan alasan lelah, padahal saya hanya mengurusi diri sendiri. Hehehe .... *Parah!*    

 



SPESIFIKASI BUKU 

Judul Buku: 

Emak dengan Pandemi Covid-19 (Kisah-Kisah Emak Bersahabat dengan Keadaan ...) 

Penulis: 

Fuatuttaqwiyah el-Adiba, dkk 

Penerbit: 

Azkiya Publishing 

Tahun Terbit: 

November 2020 

Ukuran Buku: 

14 x 20 cm 

Tebal Buku: 

xii + 258 hlm 

ISBN: 

978-623-6744-31-4

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.