KALI ini saya hendak bercerita tentang sebuah buku antologi yang berjudul JEJAK ROMANSA. Tidak mengulasnya seperti biasa. Mengapa? Karena saya merupakan salah seorang kontributornya. Ada satu cerpen hisrom, historical romance, karya saya di situ.
Yang manakah? Kebetulan yang menjadi pembuka. Cerpen hisrom yang urutan kesatu, yang berjudul "Cemburu di Hati Siti Walidah".
Mungkin banyak di antara kalian yang bertanya-tanya, "Siti Walidah? Seorang tokohkah itu? Tokoh apa?"
Iya, dong. Pastilah seorang tokoh. Kiprah perjuangannya tercatat dengan tinta emaas sejarah. Terlebih dalam kaitannya dengan perjuangan Kiai Haji Ahmad Dahlan. Yup! Siti Walidah adalah nama asli dari Nyai Ahmad Dahlan. Nah, nah, nah. Sekarang kalian pasti langsung paham. Hehehe ....
O, ya. Perlu saya tegaskan bahwa "Cemburu di Hati Siti Walidah" merupakan hisrom. Sebuah fiksi berbentuk cerpen, yang berlatar belakang peristiwa sejarah. Dalam hal ini sejarah yang berkaitan dengan Nyai Ahmad Dahlan.
Tolong diingat-ingat, ya: FIKSI. Mengapa saya perlu menegaskan status "fiksi" tersebut? Sebab sesuai dengan kaidah hisrom, saya selaku penulisnya tidak mengubah fakta sejarah sedikit pun. Cerita yang saya rajut murni rekaan. Akan tetapi, tokoh Siti Walidah beserta latar belakang cerita adalah fakta sejarah.
Jadi sebetulnya, dalam mereka-reka itu pun saya tidak sepenuhnya bebas. Dalam arti, ada pakem-pakem yang tidak boleh ditabrak. Ada pula fakta-fakta historis yang tak boleh dihilangkan ataupun ditambahkan.
Hmm. Katakanlah, hisrom merupakan fiksi yang tidak 1.000 % fiksi. Rajutan ceritanya bisa saja mencapai 1.000% fiksi. Namun, latar belakang peristiwa sejarahnya sama sekali bukan fiksi. Oke? *Saya harap kalian paham akan penjelasan saya ini.*
"Cemburu di Hati Siti Walidah", sesuai dengan judulnya, memang berkisah tentang kecemburuan. Di situ saya berimajinasi bahwa beliau pada suatu ketika, merasa sangat cemburu pada istri-istri lain Kiai Haji Ahmad Dahlan.
Iya. Saya sungguhan hanya berimajinasi. Sebab referensi yang saya temukan, tak ada yang menyoal tentang kecemburuan tersebut. Hanya menyebutkan bahwa Kiai Haji Ahmad Dahlan berpoligami beserta alasannya. Jadi istilahnya, saya mencari celah fiksi dari fakta poligami itu.
Begitu pula halnya dengan karya-karya lain, yang sama-sama terdapat dalam buku ini. Masing-masing juga mencari celah fiksi dari peristiwa sejarah (fakta) yang telah paten. Mulai dari sejarah semasa kerajaan-kerajaan, sebelum Indonesia merdeka, hingga sejarah semasa Indonesia telah merdeka.
Ada 23 cerpen hisrom dalam buku JEJAK ROMANSA. Ditulis oleh 23 penulis perempuan Indonesia, dari berbagai latar belakang. Nah, nah. Lihatlah! Perempuan Indonesia memang banyak yang keren 'kan?
SPESIFIKASI BUKU
Judul Buku:
JEJAK ROMANSA Waktu Berlalu, Kisah Cinta Tak Pernah Pergi
Penulis:
Pena Srikandi Plus
Penerbit:
Binsar Hiras
Tahun Terbit:
Februari 2020 (Cetakan 1)
Ukuran Buku:
14 x 20 cm
Tebal Buku:
vi + 313 hlm
ISBN:
978-623-92862-3-1
Yang manakah? Kebetulan yang menjadi pembuka. Cerpen hisrom yang urutan kesatu, yang berjudul "Cemburu di Hati Siti Walidah".
Mungkin banyak di antara kalian yang bertanya-tanya, "Siti Walidah? Seorang tokohkah itu? Tokoh apa?"
Iya, dong. Pastilah seorang tokoh. Kiprah perjuangannya tercatat dengan tinta emaas sejarah. Terlebih dalam kaitannya dengan perjuangan Kiai Haji Ahmad Dahlan. Yup! Siti Walidah adalah nama asli dari Nyai Ahmad Dahlan. Nah, nah, nah. Sekarang kalian pasti langsung paham. Hehehe ....
O, ya. Perlu saya tegaskan bahwa "Cemburu di Hati Siti Walidah" merupakan hisrom. Sebuah fiksi berbentuk cerpen, yang berlatar belakang peristiwa sejarah. Dalam hal ini sejarah yang berkaitan dengan Nyai Ahmad Dahlan.
Tolong diingat-ingat, ya: FIKSI. Mengapa saya perlu menegaskan status "fiksi" tersebut? Sebab sesuai dengan kaidah hisrom, saya selaku penulisnya tidak mengubah fakta sejarah sedikit pun. Cerita yang saya rajut murni rekaan. Akan tetapi, tokoh Siti Walidah beserta latar belakang cerita adalah fakta sejarah.
Jadi sebetulnya, dalam mereka-reka itu pun saya tidak sepenuhnya bebas. Dalam arti, ada pakem-pakem yang tidak boleh ditabrak. Ada pula fakta-fakta historis yang tak boleh dihilangkan ataupun ditambahkan.
Hmm. Katakanlah, hisrom merupakan fiksi yang tidak 1.000 % fiksi. Rajutan ceritanya bisa saja mencapai 1.000% fiksi. Namun, latar belakang peristiwa sejarahnya sama sekali bukan fiksi. Oke? *Saya harap kalian paham akan penjelasan saya ini.*
"Cemburu di Hati Siti Walidah", sesuai dengan judulnya, memang berkisah tentang kecemburuan. Di situ saya berimajinasi bahwa beliau pada suatu ketika, merasa sangat cemburu pada istri-istri lain Kiai Haji Ahmad Dahlan.
Iya. Saya sungguhan hanya berimajinasi. Sebab referensi yang saya temukan, tak ada yang menyoal tentang kecemburuan tersebut. Hanya menyebutkan bahwa Kiai Haji Ahmad Dahlan berpoligami beserta alasannya. Jadi istilahnya, saya mencari celah fiksi dari fakta poligami itu.
Begitu pula halnya dengan karya-karya lain, yang sama-sama terdapat dalam buku ini. Masing-masing juga mencari celah fiksi dari peristiwa sejarah (fakta) yang telah paten. Mulai dari sejarah semasa kerajaan-kerajaan, sebelum Indonesia merdeka, hingga sejarah semasa Indonesia telah merdeka.
Ada 23 cerpen hisrom dalam buku JEJAK ROMANSA. Ditulis oleh 23 penulis perempuan Indonesia, dari berbagai latar belakang. Nah, nah. Lihatlah! Perempuan Indonesia memang banyak yang keren 'kan?
SPESIFIKASI BUKU
Judul Buku:
JEJAK ROMANSA Waktu Berlalu, Kisah Cinta Tak Pernah Pergi
Penulis:
Pena Srikandi Plus
Penerbit:
Binsar Hiras
Tahun Terbit:
Februari 2020 (Cetakan 1)
Ukuran Buku:
14 x 20 cm
Tebal Buku:
vi + 313 hlm
ISBN:
978-623-92862-3-1
Belum baca buku ini saya...
BalasHapussinopsisnya dilanjutkan :) Good
Iya, termasuk buku baru ini. Terima kasih atas kunjungannya.
Hapus