Kamis, 21 Maret 2019

[Book Review] Leaving The Comfort Zone

SUATU ketika aku berkesempatan mencicipi Sate Ratu. Langsung di kedainya. Tidak by Go Food. Tatkala itu aku disambut langsung oleh Pak Fabian Budi Seputro, sang pemiliknya. Seru 'kan? 

***Kalau ingin tahu lebih jauh tentang Sate Ratu bisa dibaca di Sensasi Pedas Sate Ratu (di blogku yang satunya)***

Tapi yang lebih seru adalah fakta bahwa beliau juga menulis buku. Nah, lho. Seorang pebisnis mau meluangkan waktu untuk berbagi lewat tulisan itu 'kan sesuatu. Amat jarang terjadi. Iya 'kan?

Itulah sebabnya aku amat penasaran dengan isi bukunya. Apalagi ada embel-embel "based on true story". Sungguh-sungguh bikin diriku ini kepo. Haha! 

Dan, benar saja. Begitu mulai membaca, aku berupaya semaksimal mungkin untuk segera menuntaskannya. Syukurlah berhasil. Bahkan, aku tergerak untuk meresensinya. Kemudian mengirimkannya ke SKH Kedaulatan Rakyat

Hasilnya? Alhamdulillah dimuat. Hehehe ....



Penampakan resensiku di KR edisi 17 Maret 2019


Kalau yang di bawah ini adalah naskah asli yang kukirimkan ke redaksi KR. Tak banyak diedit. Hanya dipenggal judulnya.



Inspirasi dari Sang Mantan GM Hugo’s Cafe Grup

Oleh Agustina Purwantini



Jika tak bermanfaat buat orang lain, Anda tak ubahnya seonggok daging berjalan yang hanya akan membusuk. Maka jadilah orang yang bermanfaat. Gali potensi-potensi tersembunyi Anda. Kembangkan dan kelola dengan sebaik-sebaiknya. Jadikan sebagai alat untuk mandiri dan menebarkan manfaat. 

Percaya dirilah. Jangan pernah remehkan kemampuan diri sendiri. Put the Level Higher. Bercita-citalah setinggi mungkin. Susun rencana untuk mencapainya dan patuhilah rencana itu. Jangan lupa menyiapkan rencana cadangan. Jangan pula takut untuk meninggalkan zona nyaman, demi memulai sesuatu yang lebih baik.  

Demikian intisari dari buku yang berjudul Leaving The Comfort Zone (Based on True Story from Budi Seputro). Siapa Budi Seputro? Beliau adalah penulis buku ini. Yang dulunya merupakan GM Hugo’s Cafe Grup dan kini sedang merintis usaha kuliner Sate Ratu di Jogja. 

Buku ini menarik sebab tak hanya mengungkapkan sisi positif sang penulis. Hal-hal yang merupakan kekurangannya pun diungkap secara blak-blakan. Baik oleh yang bersangkutan sendiri maupun melalui pengakuan para mantan staf dan koleganya. Terlebih testimoni tersebut dimuat apa adanya tanpa editing. Jadi, sosok Budi Seputro tampil manusiawi. Tidak seperti super hero yang tak punya kekurangan.    

Tapi pengakuan-pengakuan jujur tersebut justru memperlihatkan bahwa beliau adalah pemimpin sukses. Sebab selain berhasil memimpin para stafnya, beliau pun bisa mencuci otak mereka. Dari yang semula nol visi dan misi hidup, menjadi sosok-sosok percaya diri yang siap menapaki masa depan. Terbukti kini mereka eksis di pilihan hidup masing-masing dan mengakui bahwa semua bermula dari didikan keras beliau. 

Salah satunya pengakuan berikut ini, “1460 hari saya bekerja di bawah kepemimpinannya di Hugo’s Cafe, banyak hal yang didapat. Mulai dari kata ‘jancuk’ ... ha ... ha ... motivasi pengembangan diri, pola pikir, disiplin, detil, mental. Kalau ingat kata-katanya ‘kamu tuh harus berpikir bahwa I’m not ordinary person, but I’m the special one, and I have to change my life’ ... rasanya kayak mengalirkan darahku lebih cepat, bahwa saya bukanlah orang biasa tapi saya adalah orang besar yang kebetulan baru merintis karier dari dasar, itu salah satu kata-katanya yang mampu mengubah pandangan saya tentang hidup, memberi motivasi saya agar terus semangat melakukan yang terbaik dalam keseharian ....”       (halaman 111)    

Terlepas dari segala kekurangannya, buku ini kaya inspirasi dan motivasi. Kaum muda yang baru mulai berkarier di bidang apa pun bisa belajar banyak darinya. Misalnya tentang cara menjadi seorang profesional yang baik dan benar. Bahkan tentang kesalahan “langkah pribadi” penulis. Tentu bukan untuk meniru, melainkan untuk menghindari; agar pembaca tak perlu terjebak dalam kesalahan yang sama.

SPESIFIKASI BUKU
Judul             : Leaving The Comfort Zone

Penulis          : Budi Seputro

Penerbit        : Digibooks

Cetakan        : Pertama, Desember 2018

ISBN            : 978-602-6440-01-3

Tebal            : 233 + xii





Penampakan bukunya





2 komentar:

  1. sambil ngopi, pas nih baca" giniaan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha! Asalkan tidak sampai nyenggol gelas kopinya aja sebab keasyikan baca.

      Hapus

Terima kasih telah sudi meninggalkan jejak komentar di sini.