Sejujurnya aku sedikit bimbang dan ragu untuk mengulas buku ini. Mengapa? Sebab di dalamnya ada tulisanku. Masak sih, sampai segitunya sehingga mesti membuat ulasan terhadap karya sendiri? Insyaallah lain kali akan kutuliskan mengenai boleh atau tidaknya kita mengulas buku/karya sendiri.
Akan tetapi, logikaku kemudian memutuskan "lanjutkan saja niat mengulas itu". Alasannya, tulisanku ibarat sebutir debu dalam buku tebal ini. Yang berarti aku tidak an sich mengulas tulisanku sendiri. Hmm. Semoga pembelaan ini bisa kamu dan kamu terima, ya. Hehehe ....
Silakan baca juga tulisan terkait di akun Kompasianaku, ya. Silakan langsung klik di sini.
Sesuai dengan judulnya, buku ini merupakan kumpulan tulisan para kompasianer (para penulis di platform Kompasiana) Akan tetapi, ternyata dari segi jumlah tak sesuai judul. Hehehe .... Faktual ada 159 tulisan dari 159 kompasianer. Tak apalah. Dalam hal ini lebih baik kelebihan ketimbang kekurangan.
Ambil kesimpulan positif saja. Berarti para kompasianer memang orang-orang yang serius menulis. Bayangkan kalau yang terjadi sebaliknya. Malah menyedihkan toh?
Mengapa tema yang dipilih "menulis Tjiptadinata Effendi"? Karena inisiator buku ini adalah Pak Tjip (Tjiptadinata Effendi). Adapun ide dilempar dalam rangka merayakan ultah ke-56 pernikahan beliau dengan Bu Lina (Roselina Tjiptadinata).
Luar biasa 'kan? Sudah lebih dari setengah abad menjalani pernikahan. Dalam suka dan duka, senantiasa melangkah bersama. Seperti kisah dongeng yang selalu berakhir bahagia selamanya.
O, ya. Buku ini diterbitkan dengan semangat untuk bersenang-senang dan bersilaturahmi. Ibarat Pak Tjip dan Bu Lina mengundang kami makan-makan dalam rangka HUT pernikahan beliau berdua.
Namun, bagiku yang sempat cuti lama dari Kompasiana, manfaatnya lebih dari itu. Yup! Buku ini berfungsi sebagai jembatan pengenal dengan kompasianer lain. Aku jadi tahu siapa saja mereka dan berdomisili di mana.
Entahlah. Apakah mereka merasakan manfaat yang serupa atau tidak. Merasa beruntung sebab jadi tahu aku melalui buku ini atau tidak. Mestinya sih, iya. Kalau tidak, berarti nasibkuuu tak dikenali. Hahaha!
Pastinya aku pun jadi lebih mengetahui sosok Pak Tjip dan Bu Lina. Bukan dari tulisan beliau berdua, melainkan dari tulisan para kompasianer. Di antaranya informasi bahwa Pak Tjip adalah pendiri Reiki Indonesia dan beberapa buku beliau yang diterbitkan Gramedia menjadi best seller (beberapa kali cetak ulang).
O, ya. Sejujurnya semula kuduga buku ini akan datar-datar saja. Sekadar berisi ucapan selamat dan pujian. Namun, ternyata dugaanku salah.
Buku ini melebihi ekspektasiku. Aku tak hanya menjadi kian paham sosok Pak Tjip dan sang istri, tetapi memperoleh banyak pencerahan hidup juga. Keren.
Namun, sayang sekali kamu dan kamu tidak bisa membeli buku ini. Kalau ingin membacanya ya mesti pinjam dari kompasianer yang kalian kenal. Misalnya dariku. Hanya saja, tampaknya aku tak bakalan mau meminjamkan buku tuuuh. 😀 Hahaha!
SPESIFIKASI BUKU
Judul Buku:
150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi
Penulis:
159 kompasianer
Penyunting:
Tjiptadinata Effendi, Ikhwanul Halim
Penerbit:
PIMEDIA Bandung
Tahun Terbit:
Februari 2021
Ukuran Buku:
16x25 cm
Tebal Buku:
x+305hlm
ISBN:
978-623-95999-2-8
Pengin baca tetapi tidak akan dipinjami. Hadeh. Mung ngiming-ngimingi wae.
BalasHapusBhahahaha ... Maafkeun saya, Pak. Sengaja bangeeet.
Hapus