KALIAN pasti paham sekali dengan sosok Atta Halilintar. Yoiii. Cowok bernama lengkap Muhammad Attamimi Halilintar ini memang masih menjadi buah bibir khalayak. Ada yang pro, ada yang kontra. Biasalah. Orang terkenal 'kan risikonya begitu. Lain halnya dengan orang-orang tak terlacak seperti saya. Hendak ngapain aja pasti tak bakalan jadi buah bibir khalayak sejagat. *Malahcurhat*
Yup! Atta Halilintar adalah YouTuber dengan jumlah pengikut terbanyak di Asia Tenggara. Bahkan, ia tercatat sebagai YouTuber terkaya peringkat delapan di dunia. Wow sekali 'kan? Kiranya inilah yang membuat banyak orang, terutama dari kalangan anak dan remaja, terinspirasi untuk menjadi seorang YouTuber.
Saya curiga. Jangan-jangan mereka tidak ngeh siapa sesungguhnya Atta. Jangan-jangan pula mereka tak tahu bahwa Atta
Halilintar adalah pengusaha belia yang tajir sebelum sukses sebagai YouTuber. Aslinya telah kaya dan makin kaya ketika naik daun sebagai YouTuber.
Hmm. Sudahlah tajir, saleh pula. Iya, lho. Atta itu pemuda baik-baik. Gaya dan penampilannya memang sangat kekinian. Cara berbusananya sehari-hari seperti kaum muda pada umumnya. Tanpa sentuhan simbol religiusitas. Namun, jangan salah. Ia mampu, bahkan terbiasa, menjadi imam salat.
Mohon jangan menganggap receh perihal kemampuan menjadi imam salat. Faktanya, tak semua cowok muslim mampu (berani) menjadi imam salat. Yang ujungnya, ketika berkeluarga tak pernah mengimami anak dan istrinya salat. Sedih banget 'kan kalau demikian adanya?
....
Baik. Mari balik ke Atta. Sejujurnya buku ini membantu saya lebih memahami Atta beserta keluarganya. Membuat saya angkat topi kepada Ibu Lenggogeni dan Bapak Halilintar. Mengapa? Sebab keduanya sukses mengasuh dan mendidik sebelas putra-putri mereka. Atta dan kesepuluh adiknya tumbuh menjadi sosok-sosok yang mandiri, pintar, serta kenal Allah SWT dan rasul-Nya. Tanpa melalui sekolah formal.
Menurut saya, metode pendidikan yang diterapkan keluarga tersebut sungguh keren. Homeschooling yang sesungguhnya. Belajar langsung praktik. Yeah, semacam belajar di sekolah kejuruan/universitas kehidupan.
Dari buku ini saya pun menjadi tahu bahwa kesebelas buah hati Ibu Lenggogeni dan Bapak halilintar piawai juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mereka tak punya ART, lho. Jadi semua terbiasa memasak, mencuci, mengasuh adik, dan melakukan aneka aktivitas rumah tangga lainnya, sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
O, ya. Meskipun tampak tebal, buku ini bisa cepat dituntaskan. Ukuran hurufnya lumayan besar, spasinya longgar, dan banyak fotonya. Terasa sedikit boros kertas, sih.
Demikian kesan saya terhadap buku Kesebelasan Gen Halilintar.
Namun, mohon maaf. Kali ini saya tak bisa memberikan detil bukunya. Maklumlah. Yang saya ulas buku pinjaman yang mesti segera dikembalikan, yang apesnya lupa memotret halaman identitasnya. Bacanya pun cepat-cepat. Untung tak lalai untuk memotret penampakan bukunya walaupun kurang maksimal hasilnya. Hehehehe ....
Namun, apa pun bentuk dari ulasan saya, semoga tetap berfaedah bagi kalian. Berfaedah pula bagi diri saya. Pendek kata, semoga bisa menginspirasi dan memotivasi kita.
N.B.
Ulasan buku macam apa, iniii? Hahahaha!
Penampakan bukunya |
Adalah "wajar" kalau Atta bisa mengimami shalat sih mbak, sebab yaa kalo ga salah mereka itu berasal dari salah satu keluarga Ormas islam. Nampaknya emang udah dididik secara islami sejak kecil.. hihii
BalasHapusSetahuku itu bukan ormas, tetapi "kelompok". Hehehehe ....
Hapusiya. Mestinya wajar tiap pria muslim bisa mengimami salat. namun kenyataannnya, tidak demikian. Terlebih cowok yang berpenampilan seperti Atta.